"Saya tidak mau janji muluk-muluk karena saya memang pasti tidak bisa mencalonkan diri dengan menghabiskan banyak dana," ujar Susy.
Susy mencoba berbagai cara untuk melakukan kampanye.
Mulai dari membagikan buku tentang dirinya, membuat kaos, hingga memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan flyer online.
Baca Juga: Ade Armando dan PSI ajak masyarakat Indonesia untuk hapus istilah pribumi dan non pribumi
Ia juga mendapat bantuan dari teman-temannya yang sudah menjadi caleg DPRD Kota Bekasi dan Depok, yang mengenalkannya ke lingkungan mereka.
Meskipun dengan dana minim, Susy berhasil mendapatkan 83 ribu suara pada Pemilu 2019.
Menurutnya, suara tersebut bukan karena kehebatannya, melainkan berkat bantuan banyak teman dan saudara, kerja sama yang baik dengan caleg2 RI dan DPRD lainnya, serta dukungan dari partainya, PSI.
Namun, perjalanan politik Susy tidak semulus itu.
Ia sempat dihadapkan dengan realitas pahit bahwa politik di Indonesia masih diwarnai dengan praktik-praktik yang tidak sehat.
Misalnya, tawaran untuk membeli suara dan ancaman mafia politik.
Susy menolak tawaran tersebut dan memilih untuk berpolitik dengan cara yang benar dan bersih.
Pada akhirnya, Susy berharap bahwa pengalamannya ini dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia yang ingin berpartisipasi dalam politik.
Artikel Terkait
Jokowi bawa pulang berita baik dari Jerman, tiga perusahaan top Eropa ingin investasi di Indonesia!
Ganjar Pranowo terima penghargaan Jawa Tengah menjadi provinsi terbaik, tetap tuai komentar dari rakyat
Siap-siap jadi pengawas Pemilu! Bawaslu akan buka rekrutmen anggota baru untuk seluruh Indonesia
Ade Armando dan PSI ajak masyarakat Indonesia untuk hapus istilah pribumi dan non pribumi
Pemilihan Legislatif 2024 bertabur bintang, inilah daftar lengkap artis yang diusung partai politik jadi caleg