Babak belur oleh Rusia, Amerika Serikat mulai pasang detektor nuklir di penjuru wilayah Ukraina

photo author
- Minggu, 30 April 2023 | 08:19 WIB
Militer Ukraina yang sedang berjaga (Ukrainska Pravda)
Militer Ukraina yang sedang berjaga (Ukrainska Pravda)

Militer Ukraina
Militer Ukraina (ANDREY BORODULIN)

Jaringan sensor yang tengah dihubungkan oleh pihak Amerika Serikat ini nantinya mampu melakukan identifikasi dengan asal serangan atom apapun.

Jaringan pendeteksi atom ataupun nuklir yang dipasang diseluruh wilayah Ukraina ini disebutkan mampu untuk mendetekasi radiasi senjata nuklir atau[un bom kotor yang nantinya akan digunakan Rusia.

Dikutip dari National Nuclear Security Administration (NNSA) Washington mengatakan bahwasanya Amerika Serikat mmeiliki tujuan bijak terhadap Ukraina dalam hadapi serangan Rusia.

"  Tujuan Amerika Serikat memasangkan alat jaringan pendeteksi ini merupakan tujuan yang cemerlang dan baik untuk masa depan Ukraina ".

" Jika Rusia nantinya akan meledakkan senjata radioaktif di wilayah Ukraina, maka jaringan tersebut ataupun serangan tersebut yang berasal dari Rusia akan segera mampu diketahui oleh pihak militer Ukraina " .

Lain sisi, Tim Dukungan Energi Nuklir (NEST ) mengatakan bahwasanya jarinagn ini sedang dikerahkan di seluruh wilayah Ukraina.

Pendeteksi nuklir dan atom ini juga mampu mendeteksi ukuran dari nuklir ataupun bom kotor yang kemungkinan akan digunakan oleh pihak militer Rusia untuk kembali menyerang wilayah di Ukraina.

Hal ini dilakukan oleh Amerika Serikat sesaat setelah pidato Presiden Rusia, Vladimir Putin yang mengatakan dalam pidatonya bahwasanya ia telah mengancam akan menggunakan senjata nuklir untuk Ukraina.

Hal tersebut membuat kegelisahan dan ketakutan Amerika Serikat jika Rusia dan Putin melakukan serangan dengan menggunakan nuklir untuk Ukraina.

Tak hanya itu, Presiden Vladimir Putin telah meletakkan sebagian tenaga nuklir dan beberapa bom atom di wilayah Belarus untuk saat ini.***

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ayatul Nissa Rahmadani

Sumber: Reuters

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X