JAKARTA INSIDER - Setelah peluncuran program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada 6 Januari 2025, beberapa laporan keracunan makanan di kalangan siswa mulai bermunculan.
Menanggapi hal ini, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menjelaskan bahwa penyebab utama keracunan adalah kurangnya pengalaman mitra MBG yang masih baru dalam memasak dalam porsi besar.
Dalam sebuah konferensi pers di Lanud Halim Perdanakusuma pada Jumat, 28 Februari 2025, Dadan menyatakan,
"Rata-rata yang muncul di berita terakhir ini adalah semua satuan pelayanan yang baru melaksanakan."
Baca Juga: Kendalikan kasus keracunan makanan dari program MBG, Kepala BGN beri solusi ini
Ia menambahkan,
"Karena untuk bisa memasak, yang biasa masak 1 sampai 10 porsi, untuk bisa masak 1.000 sampai 3.000 butuh waktu untuk membiasakan sampai kematangannya cukup."
Dadan menjelaskan bahwa proses memasak dalam jumlah besar memerlukan penyesuaian agar masakan mencapai tingkat kematangan dan keseragaman rasa yang tepat.
"Hal ini sangat penting agar kualitas makanan tetap terjaga dan tidak menyebabkan keracunan," ujarnya.
Menyikapi kasus keracunan tersebut, Dadan mengungkapkan solusi untuk menanggung biaya pengobatan siswa yang terdampak. Menurutnya, biaya pengobatan tersebut akan ditanggung oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Baca Juga: Sederet alasan dan landasan sunnah shalat Witir, 3 surat yang biasa dibaca dan maknanya
"Biaya operasional di satuan pelayanan itu sifatnya at cost untuk menanggulangi hal-hal yang seperti itu. Nanti di-handle sama kepala satuan pelayanan," tegas Dadan.
Ia juga menjelaskan bahwa biaya per porsi MBG berkisar antara Rp1.000 hingga Rp3.000, biaya yang juga digunakan untuk menggaji para sukarelawan yang mendukung pelaksanaan program. "Biaya operasional tergantung kebutuhan, namun range-nya antara Rp1.000 sampai Rp3.000 per porsi," tambahnya.
Dadan mengungkapkan bahwa evaluasi pelaksanaan MBG dilakukan setiap hari. "Kami evaluasi setiap hari dan kami menyarankan untuk yang baru-baru, tidak mulai langsung banyak tetapi harus mulai dari kecil," imbuhnya.
Baca Juga: Inilah alasan Indonesia mulai puasa sehari lebih awal, berbeda dengan Negara tetangga
Artikel Terkait
Kejagung geledah rumah Riza Chalid, usut dugaan korupsi minyak mentah
Harga BBM Nonsubsidi Pertamina Mulai 1 Maret 2025, Cek Harga Terkini Pertamax
Terjadi di Kelurahan Pondok Bambu, Jakarta Timur 30 Rumah Hangus Terbakar Gara-gara Petasan, 120 Jiwa Diungsikan
Sempat terlambat umumkan hasil sidang isbat 1 Ramadhan 1446 Hijriah, Kemenag ungkap alasan sebenarnya
Kendalikan kasus keracunan makanan dari program MBG, Kepala BGN beri solusi ini