Prabowo optimis Indonesia akan jadi ekonomi terbesar ke-4 dunia, Presiden: Masa depan kita cerah!

JAKARTA INSIDER - Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan optimisme besar terhadap masa depan ekonomi Indonesia.

Dalam pidatonya saat menghadiri Kongres Partai Demokrat di Jakarta pada Selasa (25/2), ia mengungkapkan bahwa Indonesia diproyeksikan menjadi negara dengan ekonomi terbesar keempat di dunia pada tahun 2050.

Prediksi ini, menurutnya, berdasarkan analisis dari Goldman Sachs, salah satu lembaga keuangan dan investasi terbesar di dunia.

Baca Juga: 10 tanda istri terkena kiriman sihir, salah satunya merasa benci dengan suami

Menurut Prabowo, masa depan ekonomi Indonesia yang cerah ini akan memberikan manfaat besar, terutama bagi generasi muda yang akan menjadi penerus bangsa.

Ia menegaskan bahwa Indonesia memiliki potensi luar biasa untuk tumbuh menjadi negara yang lebih makmur dan kuat di kancah global.

"Yang akan menikmati adalah kalian-kalian. Saudara-saudara, yang muda-muda," ujar Prabowo dengan penuh semangat.

"Yang melihat Indonesia gelap itu siapa?" tanya Prabowo.

Baca Juga: Ini dia 6 tanda khodam jin telah aktif menjaga anda, salah satunya selalu gagal dalam percintaan

Pernyataan ini menegaskan bahwa ia tidak sependapat dengan pihak-pihak yang pesimistis terhadap perkembangan Indonesia.

Ia menilai bahwa dengan sumber daya yang dimiliki, baik dari segi kekayaan alam maupun tenaga kerja yang produktif, Indonesia memiliki peluang besar untuk mencapai perekonomian yang lebih maju.

Dalam pidatonya, Prabowo merinci hasil proyeksi Goldman Sachs yang memprediksi negara-negara dengan ekonomi terbesar di dunia pada 2050.

Baca Juga: 25 SMA Terbaik di Jakarta Berdasarkan Nilai UTBK 2024, Sekolah Negeri Masih Mendominasi

Ia menyebut bahwa Tiongkok akan menduduki posisi pertama, menyalip Amerika Serikat yang selama ini menjadi negara dengan ekonomi terbesar.

"Ada suatu prediksi ekonomi dan statistik," jelas Prabowo. "Saudara-saudara, mereka mengatakan nomor satu akan Tiongkok menyalip Amerika. Nomor dua adalah Amerika. Nomor tiga India. Ini Goldman Sachs."