Prabowo Subianto Gemuruhkan Majalengka dengan Tegaskan Demokrasi , Suara Rakyat Menentukan Masa Depan

JAKARTA INSIDER - Calon presiden Prabowo Subianto menegaskan, demokrasi adalah fondasi kekuasaan rakyat.

Pemilihan umum (pemilu) menjadi sarana utama bagi rakyat Majalengka untuk mengekspresikan kehendak politik mereka.

Dalam acara "Sehat Bersama untuk Indonesia Maju" di Majalengka, Prabowo mengingatkan bahwa setiap suara pada pemilu nantinya memiliki kekuatan untuk membentuk masa depan Indonesia.

Baca Juga: Prabowo Subianto Sampaikan Komitmen Melanjutkan Program Jokowi: Rakyat Kesejahteraan Prioritas Utama

Prabowo juga menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan dalam demokrasi, mengajak seluruh masyarakat dan pemimpin Indonesia untuk bersatu dalam menghadapi Pemilu 2024.

Dalam sebuah momentum penting di Lapangan GGM Majalengka, Calon Presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, menjelaskan konsep dasar demokrasi yang diyakininya sebagai arti sejati kekuasaan rakyat.

Dalam pandangannya, demokrasi berarti memberikan kekuasaan langsung kepada rakyat melalui pemilihan umum (pemilu).

Baca Juga: Misi Kesejahteraan Prabowo Subianto: Revolusi Pangan untuk Membuat Perut Indonesia Kenyang dan Berkelanjutan

Prabowo menyatakan keyakinannya bahwa pemilu adalah bentuk nyata demokrasi, di mana setiap suara memiliki bobot yang sama, tanpa memandang latar belakang sosial atau profesi pemilih.

"Dalam demokrasi, yang berkuasa adalah rakyat, dan kekuasaan itu dilaksanakan oleh rakyat melalui kotak suara. Saat pemilu nanti, setiap rakyat memiliki satu suara yang sah. Tidak ada perbedaan, baik dari status sosial hingga profesi. Semua rakyat memiliki hak suara yang sama," tegas Prabowo.

Beliau menekankan bahwa suara rakyat akan menjadi penentu arah masa depan Indonesia.

Baca Juga: Polda Metro Jaya Kerahkan 2.000 Personel untuk Amankan Debat Cawapres di JCC Senayan, Pengamanan Ketat di Pemilu 2024

Prabowo memotivasi masyarakat Majalengka untuk mengenali kekuatan suara mereka, yang mampu membawa perubahan positif bagi negara ini.

Dalam pandangannya, tidak ada perbedaan yang membatasi hak suara setiap individu, dan inilah esensi demokrasi yang harus dijaga dan diperkuat.

"Saat pemilu nanti, tidak ada jenderal, tidak ada petani, tidak ada kaya, tidak ada miskin. Tidak ada profesor, tidak ada guru. Satu orang, satu suara saudara-saudara," jelasnya.