Jokowi Akan Resmikan Rumah Sakit Militer Terbesar di ASEAN, Prabowo Ungkap Detail Proyek

JAKARTA INSIDER - Calon Presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, mengungkapkan bahwa Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi), akan segera meresmikan rumah sakit militer terbesar di ASEAN dalam waktu dekat.

Pernyataan ini disampaikan Prabowo dalam dialog bersama Kepala Dinas di Djakarta Theater pada Jumat, 12 Januari 2024.

Menurut Prabowo, rumah sakit militer ini dikelola secara swasta dan dibangun dengan 26 lantai, dilengkapi dengan 1.000 tempat tidur, dan 136 unit ruang perawatan intensif (ICU).

Baca Juga: HEBOH! Ancaman penembakan Anies di Medsos mencuat, Timnas AMIN minta aparat bertindak cepat

"Sebentar lagi akan diresmikan Jokowi. Rumah sakit militer saya kira yang terbesar di Asia Tenggara. Ada 1.000 tempat tidur, 136 ICU, 26 lantai," ungkap Prabowo, dikutip JakartaInsider.id dari Antara.

Pembangunan rumah sakit ini diklaim hanya memakan waktu kurang dari satu tahun, suatu prestasi yang patut diapresiasi.

Prabowo juga memberikan penghargaan kepada pihak swasta yang terlibat dalam proyek ini karena memberikan harga yang lebih terjangkau.

Baca Juga: Jangang bingung! Cek perubahan nama Halte Transjakarta yang telah diganti, berikut daftar Lengkap dan alasannya

Meski begitu, dalam kesempatan yang sama, Prabowo juga memberikan catatan terkait Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Ia menilai bahwa BUMN sering mematok harga lebih tinggi saat menggarap proyek dan membutuhkan waktu pengerjaan yang lebih lama.

"Waktu pembangunan dicek, kalau nggak salah 1 tahun kurang, 26 lantai satu tahun. Jadi sangat mengerti, nah kembali kehendak politik swasta, monggo, BUMN kerja bener," ujar Prabowo.

Baca Juga: Hidden gem Jakarta vibes Maldives! Pantai keren di Pulau Payung, cuma 1 Jam dari Ibukota, banyak fasilitas seru untuk dicobain

Pernyataan ini memberikan sorotan terhadap efisiensi sektor swasta dalam mengelola proyek infrastruktur kesehatan dan menimbulkan pertanyaan tentang transparansi dan kinerja BUMN dalam proyek serupa.

Prabowo menegaskan pentingnya kompetisi yang sehat dan menilai bahwa direksi BUMN yang kinerjanya tidak memuaskan seharusnya dicopot dari jabatannya.

"Direksi nggak beres, jangan diganti aja, KPK. KPK nggak beres. Persaingan, competition is good," terangnya.