JAKARTA INSIDER – Dukungan bala bantuan Amerika Serikat kepada Israel nampaknya cukup serius, yakni berupa kirim kapal induk yang canggih.
Sedari dulu Amerika Serikat menegaskan akan berada di sisi Israel untuk melawan Hamas di Gaza Palestina, terbukti kini dengan kirim kapal induk canggih dan pasukan.
Erdogan pun mendengar hal tersebut kemudian murka dan mempertanyakan tujuan Amerika Serikat kirim kapal induk canggih untuk Israel tersebut.
“Apa yang dilakukan Amerika Serikat di lepas pantai Israel?,” kata Erdogan, dikutip oleh JAKARTA INSIDER dari Youtube Kompas.com pada hari Rabu tanggal (11/10/2023).
“Apa yang akan dilakukan Amerika Serikat?,” lanjut Erdogan.
“Apa yang akan mereka (Amerika Serikat) lakukan dengan kapal-kapal dan pesawat-pesawat yang dikepung oleh kapal induk ini?,” ujar Erdogan.
“Mereka akan menjatuhkan Gaza dengan menyerang daerah sekitarnya dan mulai melakukan pembantaian besar-besaran,” tutur Erdogan.
Erdogan mengkhawatirkan Amerika Serikat akan lakukan pembantaian keji dan besar-besaran di Gaza Palestina.
Erdogan, presiden Turki mengaku heran dengan keberadaan Kapal Induk Amerika Serikat di pantai itu.
Erdogan juga mempertanyakan maksud dan tujuan Amerika Serikat kirimkan kapal induk mereka.
Erdogan pun turut menyebut Amerika Serikat yang selalu ikut mencampuri konflik Hamas dengan Israel.
Artikel Terkait
El Nino diprediksi akan berlangsung hingga bulan Maret 2024, cuaca panas di Indonesia masih panjang
143 WNI yang terjebak di Israel dan Gaza Palestina akan dipulangkan ke Indonesia oleh Kementerian Luar Negeri
Irfan Hakim kaget bayi binturong miliknya lahir dengan tanduk dan mata satu, sebut titisan setan
Bayi binturong milik Irfan Hakim yang disebut tak wajar mirip titisan setan, Paranormal: Karir dia akan redup
Raja Salman soal konflik Hamas dan Israel di Gaza Palestina, sebut Arab Saudi akan bantu dengan kekuatan besar
Vladimir Putin sebut Amerika Serikat telah gagal di Timur Tengah, sebut perlunya pembentukan negara Palestina
Erdogan beri tanggapan soal konflik Hamas dengan Israel, bahas saat pertemuan dengan Vladimir Putin dan PBB