JAKARTA INSIDER - Pada Selasa malam, Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran, Hossein Amirabdollahian, melakukan percakapan telepon dengan Menteri Luar Negeri Republik Mesir, Sameh Shoukry, untuk membahas isu-isu penting kedua negara, terutama perkembangan terakhir di Palestina dan kejahatan perang yang dilakukan rezim Zionis terhadap rakyat Palestina di Gaza.
Amirabdollahian mengapresiasi posisi Mesir dalam mendukung rakyat Palestina, sambil mengatakan bahwa apa yang terjadi di Palestina adalah hasil dari penindasan yang telah dikenakan pada rakyat Palestina yang tertindas dalam beberapa bulan terakhir oleh rezim Zionis dan pemerintahan Netanyahu yang ekstremis dan kriminal.
Dia menyebut tentang blokade kemanusiaan di Gaza dan pemutusan pasokan air, listrik, obat-obatan, dan makanan ke wilayah ini, dan mendesak tindakan segera oleh negara-negara Islam untuk membantu rakyat Palestina di Gaza.
Baca Juga: Pemilihan anggota baru Dewan Hak Asasi Manusia PBB: Indonesia berhasil masuk!
Menteri Luar Negeri Iran menekankan bahwa Bulan Sabit Merah Republik Islam Iran siap untuk memberikan bantuan kemanusiaan yang diperlukan, termasuk air, makanan, dan obat-obatan, kepada penduduk Gaza dengan bantuan Mesir dan negara-negara Islam serta dengan kerjasama Bulan Sabit Merah dan Palang Merah Internasional.
Dia berharap bahwa pertemuan Liga Arab pada hari Rabu akan mengandung pesan kuat mendukung rakyat Palestina dan mengutuk agresi rezim Zionis.
Diplomat Mesir paling tinggi, sementara itu, mengutuk tindakan Tel Aviv dalam membombardir Gaza dan membunuh warga sipil, sambil menyampaikan penilaiannya tentang perkembangan di wilayah tersebut.
Shoukry lebih menekankan perlunya gencatan senjata segera dan menghentikan serangan dari kedua belah pihak.
Dia menambahkan: Mengenai pengiriman bantuan kemanusiaan dari negara-negara Islam ke Gaza, koordinasi akan dilakukan melalui PBB.
Mengacu pula pada pembicaraan konstruktif baru-baru ini di New York, kedua menteri luar negeri Iran dan Mesir sama-sama mempertimbangkan upaya kedua negara untuk normalisasi hubungan dan menghilangkan kesalahpahaman berdasarkan kemauan politik kedua belah pihak.***
Artikel Terkait
Iran dan Kuwait bahas Palestina dan Israel tentang hubungan bilateral dalam percakapan diplomatik terbaru
Pemilihan anggota baru Dewan Hak Asasi Manusia PBB: Indonesia berhasil masuk!