Lionel Messi diprediksi menjadi kandidat terkuat jika mencalonkan diri menjadi presiden Argentina

JAKARTA INSIDER - Lionel Messi merupakan salah satu pemain terbaik dunia.

Bahkan Lionel Messi merupakan satu-satunya pemain sepak bola yang mampu meraih semua gelar prestisius di dunia.

Terbaru, Lionel Messi mampu untuk membawa Argentina menjuarai piala dunia 2022 dan menjadi pemain terbaik dalam turnamen tersebut.

 Baca Juga: Indonesia targetkan kunjungan wisatawan mancanegara 2023 capai 7,4 juta. Bali 'top off mind pariwisata dunia'

Gelar juara piala dunia ini merupakan gelar yang paling ditunggu-tunggu oleh rakyat Argentina, sehingga gelar ini merupakan gelar yang sangat berarti bagi rakyat Argentina.

Seperti diketahui bahwa gelar terakhir piala dunia timnas Argentina diraih pada tahun 1986 atau 36 tahun yang lalu. 

Keberhasilan yang dilakukan oleh Lionel Messi ini tentunya membuat rakyat Argentina mengeluh-eluhkan nama Lionel Messi.

 Baca Juga: Rumahnya 'diteror' wartawan, Arie Kriting Curhat: Saya ini lagi punya anak bayi loh

Tentunya hal ini menjadikan Lionel Messi semakin populer dikalangan rakyat Argentina.

Bahkan Lionel Messi di populerkan jika dirinya pidah haluan ke dunia politik dan mencalonkan diri sebagai presiden Argentina selanjutnya.

Bahkan terdapat kabar bahwa sebuah lembaga survei di Argentina telah melakukan survei kepada 2.500 responden masyarakat Argentina mengenai kepopuleran Lionel Messi di dunia politik khususnya jika dirinya mencalonkan diri sebagai presiden Argentina selanjutnya.

 Baca Juga: Bukan jatuh di kamar mandi, Indy Barends ungkap Indra Bekti sempat mengeluhkan ini sebelum tak sadarkan diri

Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa rakyat Argentina setuju jika Lionel Messi menjadi presiden Argentina selanjutnya, seperti dikutip Jakarta Insider pada postingan instagram @spasinews_official pada 31 Desember 2022.

Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa 44 persen responden setuju untuk memilih Lionel Messi menjadi presiden Argentina selanjutnya, kemudian 17,5 persen menjawab mungkin dan 38 persen lainnya menolak.