JAKARTA INSIDER - Antusiasme akan penyelenggaraan Piala Dunia FIFA U-17 2023 semakin mendekati tanggal pelaksanaan.
Namun, Jakarta International Stadium (JIS) harus berhadapan dengan kenyataan pahit.
Berdasarkan laporan dari FIFA Senior Pitch Manager, Alan Ferguson, stadion yang diusulkan menjadi salah satu venue utama turnamen ini belum memenuhi syarat untuk menjadi tempat pertandingan.
Isu utama yang ditemukan adalah sistem permukaan lapangan yang menggunakan tipe karpet.
Sistem hibrida ini menggunakan karpet dengan bahan infill setebal 60mm, dengan zona akar atas biasanya terbuat dari bahan organik yang dicampurkan dengan karpet.
Namun, karpet ini justru menjadi penghambat untuk perakaran yang efektif, karena bagian belakang karpet bertindak sebagai penghalang solid antara 5 cm bagian atas dan zona akar bawah.
Baca Juga: Debut di Inter Miami, Lionel Messi cetak gol pemenang dengan tendangan bebas jarak jauh
Akibatnya, pemeliharaan lapangan menjadi sulit dilakukan, dan lapangan berkarpet seringkali tidak memberikan konsistensi dan keseragaman dalam permainan.
Selain masalah sistem lapangan, jenis rumput yang digunakan di JIS juga menimbulkan keprihatinan.
Tipe rumput Zoysia yang dipilih di Indonesia memiliki kecepatan pemulihan yang lambat.
Baca Juga: Fakta tentang Jakarta International Stadium menurut Buro Happold, konsultan desain yang dipercayakan
Dalam turnamen sepak bola yang intensif, kombinasi dari sistem karpet dan jenis rumput ini berpotensi mengakibatkan kerusakan yang signifikan pada permukaan lapangan.
Alan Ferguson menyatakan bahwa dengan adanya masalah-masalah ini, JIS dalam bentuknya saat ini tidak dapat direkomendasikan sebagai tempat pertandingan untuk Piala Dunia U-17.