Imbauan untuk Berbagai Sektor:
-
Pertanian:
BMKG meminta petani agar menyesuaikan jadwal tanam berdasarkan waktu datangnya musim kemarau di masing-masing wilayah. Penggunaan varietas tanaman yang tahan terhadap kekeringan sangat dianjurkan, termasuk pengelolaan sumber air yang lebih efisien untuk menghadapi musim kering yang lebih intens. -
Kebencanaan:
Wilayah dengan risiko tinggi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan. Daerah dengan curah hujan normal hingga di bawah normal diprediksi menjadi titik rawan. -
Lingkungan:
Kualitas udara di perkotaan dan daerah sekitar hutan perlu mendapat perhatian lebih karena potensi peningkatan polusi akibat panas dan aktivitas karhutla. Selain itu, suhu udara yang cenderung tinggi dan lembap dapat mengganggu kenyamanan masyarakat. -
Energi:
Pengelolaan air secara bijak sangat penting, terutama untuk menjaga operasional pembangkit listrik tenaga air (PLTA), sistem irigasi, dan pemenuhan air baku di wilayah terdampak kemarau berkepanjangan. -
Sumber Daya Air:
Optimalisasi penggunaan sumber air alternatif serta efisiensi distribusi air ke masyarakat menjadi hal krusial agar pasokan air tetap tersedia selama musim kemarau berlangsung.
BMKG menegaskan bahwa prediksi musim kemarau ini dapat dijadikan acuan penting oleh para pengambil kebijakan dalam mengelola sumber daya lokal secara optimal.
Langkah antisipatif ini juga sejalan dengan mendukung program pembangunan nasional melalui pengelolaan iklim yang berkelanjutan.***
Artikel Terkait
Bersama dengan masyarakat, Komdigi, Komunitas dan Dunia Usaha sepakat untuk merumuskan adopsi AI di acara CITCOM CONNEXT 2025
Mbok Yem, penolong para pendaki yang lapar dan lelah
Ini penyebab wafatnya Mbok Yem, penjaga setia Gunung Lawu
Kapal asing masih marak lakukan penangkapan ikan ilegal di perairan RI