Relokasi jadi opsi atasi banjir Bekasi, begini kata Menteri Ara pertimbangkan kesediaan warga

photo author
- Kamis, 6 Maret 2025 | 11:34 WIB
Potret Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) RI, Maruarar Sirait. (Instagram.com/@maruararsirait)
Potret Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) RI, Maruarar Sirait. (Instagram.com/@maruararsirait)

JAKARTA INSIDER - Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait, menegaskan bahwa pemerintah mempertimbangkan opsi relokasi bagi warga Perumahan Pondok Gede Permai, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, sebagai solusi jangka panjang terhadap banjir berulang di wilayah tersebut.

Keputusan ini muncul setelah kawasan tersebut kembali terendam banjir setinggi 3 meter pada 4 Maret 2025, mengulang kejadian serupa yang terjadi pada tahun 2020.

Saat melakukan kunjungan ke posko pengungsian warga di gudang BNPB, 5 Maret 2025, Maruarar berdiskusi dengan Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, mengenai kemungkinan pemindahan warga ke lokasi yang lebih aman.

Baca Juga: Periksa adanya kemungkinan tersangka baru, Kejagung periksa 8 orang saksi terkait dugaan korupsi minyak mentah PT Pertamina

Relokasi: Solusi atau Tantangan?

Dalam pernyataannya, Maruarar menyebutkan bahwa pemerintah telah menyiapkan lahan relokasi di Pasar Bintara, yang merupakan aset milik Kota Bekasi.

"Saya sudah berbincang dengan Bapak Wali Kota. Tanahnya sudah ada di Pasar Bintara, punya kota. Jika warga bersedia, kita akan membangun hunian baru di sana sebagai solusi jangka panjang," ujar Maruarar.

Namun, ia menegaskan bahwa relokasi bukan sekadar memindahkan rumah, melainkan juga kehidupan warga, termasuk sekolah, pasar, hingga tempat ibadah mereka. Oleh karena itu, pendekatan diskusi dan komunikasi yang baik akan dilakukan sebelum keputusan final diambil.

Baca Juga: Komisi XII DPR RI setujui naturalisasi Dean James, Joey Pelupessy dan Emil Audero untuk Timnas Indonesia

Pengalaman Relokasi di Flores Timur

Maruarar juga mengungkapkan pengalamannya dalam melakukan relokasi warga korban banjir di Flores Timur, NTT.

Dalam proses tersebut, pendekatan yang dilakukan tidak hanya melibatkan diskusi dengan kepala keluarga, tetapi juga dengan ibu-ibu dan anak-anak secara terpisah untuk memastikan seluruh aspek kehidupan mereka tetap diperhatikan.

"Relokasi bukan hanya soal tempat tinggal, tetapi juga bagaimana warga tetap bisa melanjutkan kehidupan mereka dengan nyaman. Oleh karena itu, komunikasi yang baik sangat diperlukan," tambahnya.

Ia juga meminta BNPB dan Pemkot Bekasi untuk mulai melakukan pendekatan terhadap warga, guna mengetahui kesiapan mereka jika harus direlokasi.

"Saya rasa dalam satu atau dua hari ke depan, BNPB bersama Pak Wali Kota bisa berdialog dengan warga agar keputusan ini bisa diambil dengan baik," tandasnya.

Baca Juga: Razman Nasution bicara prediksi Nikita Mirzani ditahan, ungkap rasa prihatin tapi tetap dukung proses hukum

Pemerintah tengah mencari solusi terbaik bagi warga Bekasi yang terus terdampak banjir.

Relokasi menjadi salah satu opsi, namun tetap memperhitungkan kesiapan masyarakat agar mereka tetap dapat menjalani kehidupan yang layak di tempat baru.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Gitta Wahyu Cahyani

Sumber: Promedia

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X