Baca Juga: Sempat memburuk karena gangguan pernapasan, begini kondisi kesehatan Paus Fransiskus terkini
Fahri juga mencatat adanya fenomena "Raksasa Tidur" dalam BUMN, yang bergerak tanpa arah yang jelas, terhuyung-huyung, dan tidak terkoordinasi dengan baik.
Hal ini berbeda jauh dengan pengelolaan BUMN di negara-negara lain seperti Norwegia, Qatar, Singapura, dan Malaysia, yang berhasil mengelola sumber daya alam mereka melalui badan usaha negara untuk membentuk Sovereign Wealth Fund.
Negara-negara tersebut sukses memanfaatkan BUMN untuk menciptakan sumber daya ekonomi yang besar dan kuat.
Melihat dinamika ini, Fahri membayangkan bahwa suatu saat nanti Indonesia mungkin akan memiliki pemimpin yang berani melakukan konsolidasi BUMN secara radikal, menjadikannya entitas ekonomi yang terkoordinasi dan terkomando.
Langkah ini, menurutnya, akan memungkinkan Indonesia untuk memperlihatkan kepada dunia bahwa negara ini tidak hanya kaya akan sumber daya alam, tetapi juga memiliki pasar yang kuat dan mampu bersaing di tingkat global.
Kesimpulannya, Fahri Hamzah memberikan gambaran tentang perlunya reformasi besar dalam pengelolaan BUMN agar Indonesia dapat memaksimalkan potensi ekonominya dan mencapai tujuan kesejahteraan rakyat secara berkelanjutan.
Dengan memperjelas peran BUMN dan mengurangi intervensi politik yang tidak perlu, Indonesia berpeluang menjadi negara dengan kekuatan ekonomi yang mampu bersaing di dunia internasional.
Artikel Terkait
Resmi bangkrut! Kurator kuasai aset triliunan rupiah dari Sritex, ribuan karyawan kena PHK
Utang Sritex Rp29,8 triliun terungkap! Kurator bongkar penyebab bangkrut dan PHK massal
Pemerintah Indonesia resmi menurunkan harga tiket pesawat, Menhub Dudy: Untuk penerbangan Domestik turun 14 Persen pada masa Lebaran 2025