JAKARTA INSIDER - Indeks potensi radikalisme di tahun 2022 menurun dibanding tahun 2020.
Penurunan sebesar 10 persen yaitu dari 12,2 persen menjadi 2,2 persen.
Menurut Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Boy Rafli Amar, dalam konferensi pers akhir tahun BNPT 2022, pada Rabu (28/12/2022), penurunan terjadi karena ada peran aktif seluruh lapisan masyarakat.
Khususnya dalam penanggulangan terorisem di Indonesia.
Survey dilakukan BNPT bersama Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT), Pusat penelitian dan pengembangan Kementerian Agama (Puslitbang Kemenag), Kajian Terorisme Universitas Indonesia (UI), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), The Centre for Indonesian Crisis Strategic Resolution (CICSR), Nasaruddin Umar Office, The Nusa Institute, Daulat Bangsa dan Alvara Research Institute.
"Hasil Indeks Potensi Radikalisme ini tak lepas dari komitmen BNPT sebagai sektor terdepan penanggulangan terorisme di Indonesia dalam melawan paham, dan aksi terorisme sesuai mandat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018," ujar Boy Rafli.
Untuk mewujudkan komitmen itu, pada 2022 BNPT menghadirkan konsep Pentahelix atau kerja sama multipihak sebagai strategi besar penanggulangan terorisme nasional.
"Survei ini menemukan Indeks Potensi Radikalisme lebih tinggi pada wanita, generasi muda dan mereka yang aktif di internet," ujar Boy Rafli.
Indeks Risiko Terorisme 2022 terdiri atas dimensi target dan dimensi pasokan (supply) pelaku, dengan hasil penilaian melampaui target yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
Baca Juga: Gautama ungkap kondisi Indra Bekti sebelum tak sadarkan diri, seperti apakah keluh kesahnya?
Indeks dimensi target di 2022 berada di angka 51,54. Angka ini lebih rendah dari yang ditetapkan RPJMN sebesar 54,26.
Menurut Boy Rafli, indeks dimensi supply pelaku berada di angka 29,48. Angka ini lebih rendah dari yang ditetapkan RPJMN sebesar 38,00.
Dalam hal ini, kata dia, semakin kecil angka indeks maka risiko terorisme menjadi semakin rendah, yang menunjukkan kesiapan masyarakat dalam menghadapi paham maupun aksi terorisme.
"Dalam mencapai hasil indeks tersebut, sepanjang tahun 2022, BNPT RI telah membentuk FKPT dan Duta Damai Dunia Maya di Provinsi Papua dan Papua Barat. Dengan hadirnya FKPT dan Duta Damai di kedua provinsi tersebut, kini FKPT genap hadir di 34 provinsi dan Duta Damai Dunia Maya di 18 provinsi," pungkas Boy Rafli.***
Artikel Terkait
Isu radikalisme dan pro-khilafah menguat, benarkah Anies capres NasDem pro Khilafah? Berikut jawabannya
Bamsoet : Perangi terorisme dan radikalisme tak sebatas penegakkan hukum, harus lawan dengan ideologi
Tak hanya Polres Astana Anyar, ini deretan kantor Polisi yang pernah jadi sasaran teror bom
BNPT : Gerakan terorisme dilakukan kelompok teror untuk rebut kekuasaan yang sah
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo: 24 Orang telah diamankan terkait teror bom Polsek Astanaanyar
Jelang Nataru, Kapolda Metro bersiap amankan dari teror dan intoleransi