Ratusan mahasiswa IPB terjerat pinjol, Komisi X DPR minta usut tuntas

JAKARTA INSIDER – Banyaknya mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) yang tertipu investasi di sebuan online shop dan kemudian terjerat pinjaman online (pinjol) mengundang keprihatinan banyak kalangan.

Akibat janji keuntungan dari investasi online shop telah beberapa bulan tidak diberikan, sebanyak 126 mahasiswa IPB ini harus berurusan dengan penagih lapang (debt collector) pinjol.

Usut punya usut, ternyata total hutang pinjol mahasiswa IPB ini mencapai miliaran rupiah.

Baca Juga: Dukung pesawat VVIP pemimpin negara di KTT G20 Bali, Kemenhub siapkan 11 bandara pendukung

Terhadap kasus ini, Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda meminta agar kasus tersebut diusut tuntas.

Huda mengatakab, kasus terjeratnya ratusan mahasiswa IPB dalam pinjol hingga miliaran rupiah ini layak menjadi perhatian bersama.

“Apalagi ada kabar jika mereka terjerat pinjol ini karena ingin mencari sumber dana untuk membiayai kegiatan mereka," kata Huda dalam keterangan tertulis, Selasa (15/11/2022).

Baca Juga: Setelah gelar pertemuan darurat usai rudal Rusia jatuh di Polandia, Joe Biden pulang duluan dari KTT G20

Huda menganggap kasus ini tak biasa karena berawal dari keinginan untuk mencari sponsor kegiatan mahasiswa. Huda pun mempertanyakan pendampingan dari pihak kampus.

"Pertanyaannya apakah tidak ada pendampingan dari pihak kampus agar mereka mencari sponsor kegiatan mahasiswa dari sumber-sumber yang aman? Kenapa ada proses pembiaran saat para mahasiswa ini mencari dana kegiatan dari proses usaha yang melibatkan pinjaman online," katanya.

Wasekjen PKB ini menilai inisiatif mahasiswa dalam mencari sumber dana alternatif untuk kegiatan mereka layak diapresiasi. Namun dia menekankan sumber dana itu harus jelas, seperti berasal dari BUMN, BUMD, atau perusahaan swasta dengan rekam jejak teruji.

Baca Juga: Gibran akan temani Anies maju di Pilpres 2024, begini tanggapan Anies

"Maka di sini perlu peran dari kampus untuk melakukan pendampingan dan arahan sehingga kreativitas dan inisiatif mahasiswa dalam mencari sumber pendanaan kegiatan kemahasiswaan tidak mengarah ke hal yang bersifat destruktif," katanya.

Dengan melihat kronologi kejadian yang ada, Huda mengatakan, tidak bisa tidak, pihak kampus harus memberikan bantuan hukum bagi para mahasiswa yang menjadi korban pinjol. Terlebih mereka kini terpaksa berurusan dengan debt collector  dan menanggung beban yang sebenarnya bukan murni kesalahan mereka.