Nikita Mirzani, pilih lawan demi cuan, berujung jeruji besi

JAKARTA INSIDER - Nikita Mirzani akhirnya harus menerima kenyataan. Ditahan Kejari Serang dan dititipkan di rumah tahanan kelas II B Serang, Banten.

Ia terancam terjerat berdasarkan pasal 21 ayat 4 huruf a KUHAP yaitu Tindak Pidana itu diancam dengan pidana penjara 5 tahun lebih. Ia akan "tinggal" di Rutan Seramg selama 20 hari.

Nikita Mirzani ditahan atas laporan pencemaran nama baik yang dilayangkan Dito Mahendra.

Baca Juga: Tidur setelah subuh dilarang bagi umat Islam, Benarkah? Begini jawaban Buya Yahya

Pada 16 Mei 2022, Dito Mahendra, melaporkan Nikita Mirzani dengan dugaan melanggar UU ITE dan pencemaran nama baik ke Polres Serang Kota.

Berawal dari Dito Mahendra yang merupakan kekasih Nindy Ayunda tidak terima dengan unggahan Instagram Stories Nikita Mirzani. Dito Mahendra merasa nama baiknya dicemarkan.

Pengacara Dito Mehendra, Yefat Rissy, mengatakan unggahan Nikita Mirzani di media sosial menyebut Dito Mahendra penipu dan PHP (pemberi harapan palsu).

Baca Juga: Benarkah ada waktu tidur yang bikin rezeki seret? Begini jawaban Buya Yahya

Sedangkan Dito mengaku tidak mengenal Nikita Mirzani.

Kasi Intel Kejari Serang Rezkinil Jusar menjelaskan alasan penahanan dilakukan agar Nikita Mirzani tidak mengulangi kesalahan dengan melakukan tindak pidana lagi.

"Kalau masalah penahanan adalah hak subyektif Jaksa Penuntut Umum (JPU) untuk penahanannya. Apapun pertimbangannya untuk memperlancar penuntutan agar saudara NM tidak melakukan pidana lagi," ujar Rezkinil Jusar.

Baca Juga: Hadiri wisuda STIN, Kepala BIN sebut Kepala BPIP sebagai pejuang Islam moderat

Nikita Mirzani barangkali tak menyangka perseteruannya dengan Dito Mahendra di medsos akan berujung pada penahanan.

Nikita Mirzani memang terkenal sebagai artis yang senang sekali menantang siapa pun yang ia nilai memang pantas untuk diajak ribut.

Tapi ini ada syaratnya, lawannya harus sepadan. Jika tidak, Nikita Mirzani tidak akan menanggapi.

Baca Juga: Gagal ginjal akut masih merebak, Anggota Komisi IX DPR RI: Harus ada kampanye secara masif di media