hukum-kriminal

Ini kata KNKT, 6 penyebab pesawat Sriwijaya Air SJ-1 berpenumpang 62 orang jatuh di Kepulauan Seribu

Kamis, 10 November 2022 | 21:25 WIB
Penampakan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh dua tahun lalu di Kepulauan Seribu. (foto : Ayo Bogor)

JAKARTA INSIDER - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akhirnya umumkan hasil investigasinya soal kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182.

Menurut Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan, Kapten Nurcahyo Utomo setelah hampir dua tahun investigasi, ternyata ada enam penyebab pesawat itu jatuh.

Dalam rilis di depan awak media, pada Kamis (10/11/2022) yang dikutip dari tvOneNews, Kapten Nurcahyo beberkan 6 tahapan jatuhnya pesawat tersebut.

Pertama, tahapan perbaikan sistem autofhrottle yang telah dilakukan belum mencapai bagian mekanikal.

Baca Juga: Bjorka kembali berulah, klaim jual data My Pertamina Indonesia Rp 392 juta dalam bentuk bitcoin

Kedua, dorongan level kanan tidak mundur sesuai permintaan autopilot karena hambatan pada sistem mekanikal, sehingga thrust lever kiri mengkompensasi dengan terus bergerak mundur sehingga terjadi asymmetry.

Ketiga, keterlambatan Cruise Thrust Split Monitor (CTSM) untuk menonaktifkan autothrottle pada saat asymmetry, disebabkan karena flight spoiler memberikan nilai yang lebih rendah.

Hal ini mengakibatkan pada asymmetry yang semakin besar.

Keempat, kepercayaan atau Complacency pada otomatisasi dan konfirmasi bias mungkin telah berakibat kurangnya monitoring, sehingga tidak disadari adanya asymmetry dan penyimpangan arah penerbangan.

Baca Juga: Peringati (Hari Pahlawan) Negeri, bagimu jiwa raga kami

Kelima, pesawat berbelok ke kiri dari yang seharusnya ke kanan, sementara itu kemudi miring ke kanan, dan kurangnya monitoring mungkin telah menimbulkan asumsi pesawat berbelok ke kanan sehingga tindakan pemulihan tidak sesuai.

"Belum adanya aturan dan panduan tentang Upset Prevention and Recovery Training (UPRT) memengaruhi proses pelatihan oleh maskapai untuk menjamin kemampuan dan pengetahuan pilot dalam mencegah dan memulihkan (recovery) kondisi upset secara efektif dan tepat waktu," jelasnya.

Diketahui, dalam kecelakaan ini menewaskan 62 orang yang terdiri dari 50 penumpang dan 12 awak.

Pesawat Sriwijaya Air itu terbang dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, ke Bandara Internasional Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat.***

Tags

Terkini