JAKARTA INSIDER – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menghimbau kepada masyarakat agar tidak panic menghadapi kasus gagal ginjal akut pada anak.
Bahkan Menko PMK juga menghimbau agar tenaga kesehatan untuk berperan aktif terkait maraknya kasus gagal ginjal akut belakangan ini.
Kasus gagal ginjal akut pada anak ini dipicu oleh obat sirop yang mengandung etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) melebihi ambang batas normal.
Baca Juga: Kasus gagal ginjal akut, Presiden Jokowi minta pengawasan industri obat diperketat
“Kalau punya putra atau putri yang umurnya 15 tahun ke bawah, betul-betul dijaga, diwaspadai. Kalau ada gejala-gejala, segera hubungi tenaga kesehatan setempat,” ujar Muhadjir kepada wartawan, Jumat (21/10/2022).
"Saya imbau masyarakat supaya tidak menggunakan obat sirop sama sekali. Kecuali sudah mendapatkan rujukan dokter. Jadi terutama anak-anak 1-15 tahun mohon diwaspadai betul penggunaan obat sirop," ujar Muhadjir, pada Jumat (21/10/2022).
“Begitu juga dari pihak tenaga kesehatan, paling level bawah mulai dari bidan, kemudian dokter rumah keluarga, kemudian puskesmas, posyandu, untuk pro aktif,” tambahnya.
Baca Juga: Kabar baik, Menkes Budi Gunadi pastikan obat gagal ginjal akut anak sudah ditemukan
Tidak hanya itu, Menko PMK juga menambahkan,untuk mencegah kepanikan di masyarakat, bisa dilakukan dengan melakukan sebuah penyisiran di tiap daerah.
Terkait dengan hal ini, bisa juga dilakukan penyuluhan atau menginformasikan kepada orang tua yang memilik5 anak di bawah usia 16 tahun
“Masing-masing desa sudah punya itu data anak usia 16 tahun ke bawah, sehingga mudah sekali untuk menyisir, untuk memproteksi agar jangan terjadi kepanikan orang tua yang tidak tau apa yang harus diperbuat terutama mereka yang punya anak di bawah 15 tahun,” jelasnya.
Baca Juga: Gejala gagal ginjal akut pada anak masih misteri, orangtua perlu waspada
Itulah cara Menko PMK untuk menghindari kepanikan menghadapi gagal ginjal akut.***