JAKARTA INSIDER - Kasus sindikat jual beli ginjal jaringan internasional telah dibongkar oleh Tim Gabungan Polda Metro Jaya bersama Polres Metro Bekasi.
Adapun terdapat ciri-ciri korban yang dijadikan sebagai incaran pelaku jual beli ginjal tersebut.
Salah satunya yakni kelompok rentan yang telah terdampak pandemi Covid-19, menjadi korban kasus jual beli ginjal.
Fakta tersebut diungkap langsung oleh Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi.
"Hasil pemeriksaan kami bahwa sebagian korban adalah bermotif ekonomi sebagai dampak dari pandemi. Sebagian besar hilang pekerjaaan dan sebagainya," ujar Hengki, Kamis (20/7/2023).
Hengki menyebut bahwa pelaku merekrut, menampung hingga memanfaatkan kelompok rentan tersebut dengan tujuan akan mengeksploitasi terkait jual beli ginjal.
Baca Juga: Prakiraan cuaca Jabodetabek hari ini Sabtu 22 Juli 2023, BMKG: Langit Jakarta diselimuti awan cerah
Lebih lanjut, Hengki mengungkap bahwa korban kasus jual beli ginjal terdiri dari berbagai macam latar belakang.
Di antaranya ada yang bekerja sebagai pedagang, buruh, security dan juga buruh.
Bahkan terungkap salah satu calon pendonor ginjal tersebut merupakan seseorang yang telah lulus S2 dari Universitas ternama.
"Karena tidak ada kerjaan daripada dampak pandemi. Jadi motifnya sebagin besar adalah ekonomi dan posisi rentan dimanfatkan sindikat dan jaringan ini," ungkap Hengki.
Hengki mengungkap bahwa proses transplantasi ginjal tersebut tidak dilakukan di Indonesia namun di Kamboja.