JAKARTA INSIDER - Dalam beberapa bulan terakhir, Komunitas Rumah Bulan, yang berdedikasi memberikan perlindungan kepada keluarga korban KDRT, mengalami serangkaian teror yang mengerikan.
Pelaku teror yang belum teridentifikasi ini telah menyebabkan trauma mendalam bagi pengurus dan anggota keluarga Rumah Bulan.
Kejadian mengerikan dimulai dengan penemuan boneka pocong mengerikan yang berisi benda-benda menjijikkan seperti rambut, serangga, dan darah ayam.
Tindakan ini memberikan perasaan tidak aman kepada komunitas, mengingat pelaku teror masih belum tertangkap dan diyakini terkait dengan kasus yang sedang ditangani Rumah Bulan.
Salah satu pengurus, Kak Oktavia, menjadi sasaran teror yang lebih intens.
Pelaku mengetahui sekolah dan tempat les anak-anak Kak Oktavia serta mengirim foto anak-anak secara diam-diam melalui pesan WhatsApp.
Hal ini menyebabkan Kak Oktavia mengalami stres berat dan bahkan harus menjalani perawatan psikiater untuk mengatasi histeris dan serangan panik yang berulang.
Saat ini, Kak Oktavia tidak aktif dalam kegiatan Rumah Bulan sampai kondisi mentalnya pulih.
Bukan hanya keluarga pengurus, tetapi juga adik dari admin Rumah Bulan, Dewi, dan beberapa anak asuh juga menjadi target teror.
Pelaku mengetahui lokasi rumah aman dan mengikuti anak-anak saat pulang sekolah.
Bahkan, mereka melakukan pelemparan batu ke panti asuhan rekan Rumah Bulan, mengancam keselamatan Dira, Dito, dan anak asuh lainnya.
Pelaku juga mengadopsi identitas palsu sebagai donatur untuk memperoleh alamat Rumah Bulan.