JAKARTA INSIDER - Sebuah penerbangan dari Singapura menuju Cengkareng pada Jumat, 7 Juli 2023, menjadi perjalanan yang penuh ketegangan bagi penumpang pesawat Batik Air ID7156.
Saat penerbangan berlangsung, para penumpang mengalami kejadian yang tidak mengenakkan ketika sistem pendingin udara (AC) pesawat mati total selama hampir dua jam.
Masalah ini menimbulkan kekhawatiran yang serius dan mengundang pertanyaan mengenai keputusan maskapai, Batik Air dan Lion Air Group, untuk tetap melanjutkan penerbangan meskipun ada masalah yang terjadi sebelumnya.
Seorang penumpang yang memilih untuk tetap anonim meluapkan kekesalannya melalui media sosial.
Baca Juga: Maskapai Indonesia Terdaftar dalam Daftar 10 Maskapai Terburuk di Dunia: Ada Lion Air dan Wings Air!
Ia mempertanyakan tindakan Batik Air dan Lion Air Group dengan menulis, "Gimana nih @BatikAirINA @lionairgroup pesawat Singapura-Cengkareng selama di udara AC-nya mati total?" Dia juga menyebutkan bahwa upaya untuk mengajukan keluhan melalui WhatsApp mengalami kegagalan.
Ketidaknyamanan yang dirasakan oleh para penumpang semakin diperparah oleh keputusan pesawat untuk melanjutkan penerbangan meskipun ada penundaan hampir satu jam sebelum keberangkatan akibat masalah dengan AC.
Dalam cuitannya, penumpang tersebut mempertanyakan alasan mengapa penerbangan tetap dilakukan mengingat situasi yang tidak aman dan tidak nyaman bagi penumpang.
Salah satu penumpang juga menyampaikan bahwa pesawat terbang pada ketinggian yang rendah, mencapai maksimal 9125 kaki, jauh di bawah ketinggian normal pesawat yang biasanya berada di kisaran 30.000 hingga 37.000 kaki.
Baca Juga: Bagasi penumpang pesawat AirAsia tidak diangkut dalam penerbangan, ternyata karena alasan keamanan
Kecepatan pesawat juga dikurangi sebesar 20-25% dari kecepatan standar.
Penumpang mempertanyakan apakah Batik Air dengan sengaja memutuskan untuk terbang dengan AC yang mati total.
Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari Batik Air atau Lion Air Group terkait pertanyaan tersebut.
Keputusan untuk melanjutkan penerbangan dengan AC yang mati total pada pesawat membawa risiko yang signifikan.