JAKARTA INSIDER - Ketegangan politik di Rusia semakin memuncak saat kelompok militer swasta Wagner melancarkan kudeta militer menentang Presiden Vladimir Putin.
Dalam apa yang tampaknya sebagai pertempuran antara kekuatan militer yang loyal kepada Putin dan para pemberontak Wagner, Moskow menjadi medan pertempuran sengit yang mengejutkan banyak pihak.
Berbagai sumber terus mengungkapkan beberapa perkembangan penting selama kudeta ini berlangsung.
Salah satunya adalah kekhawatiran tentang kepindahan hulu ledak nuklir Rusia ke Belarus beberapa minggu sebelumnya, menunjukkan tanda-tanda persiapan di balik layar untuk menghadapi kemungkinan perubahan politik.
Baca Juga: Amerika Serikat Kembali Kirim Bantuan: Uang 31T Rupiah untuk Perang Ukraina Melawan Rusia
Pasukan Wagner terus maju menuju Moskow dengan serangan terbatas oleh Angkatan Udara Rusia.
Ini menunjukkan kemungkinan adanya pembelotan di antara pasukan Rusia, yang semakin memperumit situasi di lapangan.
Sejumlah laporan mengklaim bahwa Putin dan beberapa pejabat tinggi lainnya telah meninggalkan Moskow dan menuju Saint Petersburg menggunakan pesawat militer VIP.
Namun, laporan tersebut masih belum bisa dipastikan kebenarannya.
Baca Juga: Ukraina Siap Melancarkan Serangan Balik Terhadap Rusia: Aksi Diam-diam yang Memanas
Mario Nawfal, seorang analis politik, mengungkapkan pandangannya tentang situasi tersebut.
Ia menyatakan, "Ini adalah kudeta militer, kita tidak bisa lagi meragukannya, dan segalanya bergerak dengan sangat cepat dan tidak terlihat baik bagi Putin."
Dia juga menekankan pentingnya mengonfirmasi setiap informasi yang muncul, mengingat banyak informasi saat ini belum dapat diverifikasi.
Situasi semakin memanas ketika Putin akhirnya memberikan pidato dan menyinggung "pengkhianatan" dan "pemberontakan" yang terjadi, serta menunjukkannya sebagai "pemberontakan internal" dan "dorongan di belakang".