JAKARTA INSIDER - Guntur Romli, politisi dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI), mengungkapkan fakta menarik terkait kasus penganiayaan David Ozora oleh Mario Dandy Satriyo.
Guntur Romli melalui cuitannya menyoroti pernyataan polisi yang menyatakan bahwa kekasih dari Mario Dandy Satriyo, AG, tidak merekam aksi penganiayaan tersebut.
Namun, pernyataan tersebut berbeda dengan keterangan yang diberikan oleh Shane Lukas, seorang saksi yang juga berada di tempat kejadian perkara (TKP).
Baca Juga: Dokter yang bantu persalinan 'pacar rahasia' presiden Rusia tewas misterius
Shane Lukas mengatakan bahwa AG ikut merekam kejadian tersebut dengan menggunakan ponselnya sendiri.
Guntur Romli juga menegaskan bahwa AG dan Shane Lukas tidak berusaha menghalangi Mario Dandy Satriyo untuk menganiaya David.
Menurut Guntur Romli, aksi penganiayaan itu hanya berhenti karena teriakan dari orang tua teman korban.
Baca Juga: Terkuak! Alex Kwong tersangka pembunuh Abby Choi kerap terlibat masalah hukum
“Dandy berhenti menganiaya setelah ada teriakan 'woi berhenti' dari ortu teman David yang kemudian menolong,” cuit akun @GunRomli, Rabu (1/3).
Dia mengatakan bahwa AG hanya diam melihat David dianiaya dan bahkan sempat diteriaki untuk membantu.
Namun, wanita itu hanya memegang kepala David menggunakan tangan, bukan di pahanya seperti yang diungkapkan oleh keterangan polisi.
Baca Juga: Nah loh! Polisi sebut Mario Dandy Satriyo bohong dalam penganiayaan anak pengurus GP Ansor
“Saya sudah bertemu dengan saksi di TKP, yang nolong David pertama kali, itu AG cuma diam aja lihat David dianiaya & sudah tak bergerak, dia diteriakin untuk bantu David, dia ikutan bukan karena kemauannya, diminta agar pahanya menahan kepala David, tapi cuma ikut megangin pake tangan,” tulis Romli.
Guntur Romli juga menambahkan bahwa setelah kejadian penganiayaan, ketiga orang yang terlibat dalam kasus tersebut tidak menunjukkan rasa penyesalan.