Nahel, remaja yang tewas ditembak oleh polisi Prancis penyebab kerusuhan di seluruh negeri

JAKARTA INSIDER - Kematian tragis seorang remaja bernama Nahel M. mengguncang Prancis setelah ia ditembak oleh seorang polisi dalam sebuah penghentian lalu lintas.

Insiden ini telah memicu kerusuhan dan mengundang pertanyaan di negara tersebut, yang polisinya sering kali dituduh melakukan diskriminasi terhadap minoritas.

Nahel tumbuh di perumahan bernama Pablo Picasso di Nanterre, sebuah pinggiran Paris yang dihuni oleh banyak imigran.

Ia sangat berarti bagi ibunya yang berasal dari keluarga Algeria, sebuah bekas jajahan Prancis yang menyumbang sebagian besar imigrasi dari Afrika Utara ke Prancis.

Baca Juga: Video kontroversial seleb TikTok Popo viral di dunia maya, Popo: iya itu aku, tapi HP aku dicuri!

Ibu Nahel membesarkan dia seorang diri setelah kematian ayahnya.

Berita tentang kematian Nahel dengan cepat menyebar, dan marah pun merebak di lingkungannya.

Reaksi pertama muncul dari para bintang rap di Marseille, kota pelabuhan di selatan Prancis dengan tingkat imigrasi yang tinggi dari Afrika Utara.

Bahkan bintang sepak bola Kylian Mbappe dan aktor Omar Sy, keduanya berkulit hitam, segera mengekspresikan dukungan mereka melalui unggahan di Twitter.

Baca Juga: Data pengguna di MyIndihome bocor! 35 juta data tersebar di dunia maya

Sebulan sebelum meninggal, Nahel merasakan kebahagiaan saat dipilih untuk menjadi figuran dalam video klip rapper terkenal, Jul, yang diambil di Nanterre.

Setelah kejadian itu, Jul memohon bantuan keuangan untuk keluarga Nahel yang ia anggap sebagai "adik kecilnya".

Meskipun identitas etnis Nahel awalnya tidak diungkap oleh otoritas, masyarakat Prancis dengan cepat mengetahuinya.

Kemarahan dan demonstrasi meluas di seluruh negeri, dengan ribuan orang yang menggunakan nama Nahel sebagai semangat perjuangan mereka, percaya bahwa kematian Nahel adalah contoh perlakuan polisi terhadap pria muda keturunan Arab dan Afrika.