Pada pagi 26 September, dia melakukan tindakan ekstrem dengan mencoba membakar dirinya sendiri di depan perusahaan taksi tempat dia bekerja di Shinwol-dong, Yangcheon-gu, Seoul.
Sayangnya, upaya dramatis ini berakhir dengan kematian tragisnya.
Dia dilarikan ke Rumah Sakit Hangang Sacred Heart di Seoul, tetapi nyawanya tidak dapat diselamatkan.
Baca Juga: Walau kalah melawan Korea Utara, Indonesia berhasil melaju ke babak 16 besar Asian Games 2022
Tuntutan Serikat Pekerja Transportasi Umum
Serikat Pekerja Transportasi Umum telah bereaksi keras terhadap insiden ini.
Mereka telah mengumumkan bahwa mereka akan meluncurkan aksi protes yang lebih besar sebagai tanggapan atas kematian supir taksi ini.
Mereka menyerukan perubahan segera dalam sistem gaji supir taksi dan meminta agar mereka dibayar secara bulanan, bukan dengan keterlambatan yang merugikan.
Tuntutan untuk Menindak Perusahaan yang Licik
Tidak hanya menyalahkan perusahaan taksi, serikat pekerja juga mengkritik Kementerian Ketenagakerjaan karena tidak melakukan inspeksi kerja di lokasi meskipun ada tuduhan pemerasan upah oleh perusahaan.
Mereka juga menyoroti pemerintah kota Seoul atas kelalaian dalam melaksanakan sistem pembayaran swasta.
Akhir Kata
Tragedi ini adalah pengingat yang menyentak bahwa perjuangan untuk hak-hak pekerja adalah perjuangan yang berat.
Baca Juga: XODIAC boyband Korea Selatan siap berikan pengalaman tak terlupakan dengan penampilan di Solo
Artikel Terkait
XODIAC boyband Korea Selatan siap berikan pengalaman tak terlupakan dengan penampilan di Solo
Dita Karang anggota Secret Number jadi MC di ASEAN Korea AI Youth Festa yang dihadiri presiden Korea Selatan
Walau kalah melawan Korea Utara, Indonesia berhasil melaju ke babak 16 besar Asian Games 2022
Jakarta Indonesia Korean School: Pendidikan Korea di tengah keberagaman Indonesia
ACRC Korea Selatan dan KPK Republik Indonesia kerjasama untuk memberantas korupsi