Kondisi ini dapat timbul saat melakukan aktivitas tertentu, seperti menulis atau berjalan.
Nah, gejala bisa semakin memburuk saat seseorang stres, kelelahan, atau rasa cemas. Gejala ini kemudian semakin jelas seiring dengan berjalannya waktu.
Gejala distonia berdasarkan area yang terkena, antara lain:
- Leher (distonia servikal), ditandai dengan kepala berputar ke satu sisi, bergerak ke depan dan ke belakang, dan terkadang menimbulkan rasa nyeri.
- Kelopak mata, ditandai dengan berkedip dengan cepat atau spasme yang tidak disengaja yang dapat memengaruhi penglihatan.
- Rahang atau lidah (distonia oromandibular), ditandai dengan berbicara kurang jelas, berliur, atau mengalami kesulitan mengunyah dan menelan.
- Kotak suara dan pita suara, ditandai dengan suara yang terdengar seperti terjepit atau berbisik.
- Bagian tangan atau lengan bagian bawah. Gejala ini biasanya timbul ketika pengidapnya melakukan gerakan berulang. Contohnya seperti bermain alat musik atau menulis.
Pengobatan Distonia
Disebutkan di depan, sampai saat ini, tidak ada obat yang mampu mengobati maupun memperlambat distonia. Namun, ada sejumlah perawatan yang dapat meringankan beberapa gejala distonia.
Halodoc menyebutkan, beberapa pilihan pengobatan untuk meringankan gejala distonia diantaranya adalah dengan memberikan suntikan botulinum dan memberikan obat-obatan yang mempengaruhi neurotransmiter untuk mengurangi dampak distonia.
Alternatif pengobatan yang lain yakni dengan memberikan Deep Brain Stimulation (DBS) atau stimulasi otak dalam. DBS biasanya lebih direkomendasikan pada pengidap distonia yang tidak terpengaruh oleh efek obat-obatan.
Sedangkan prosedur pengobatan dengan operasi dibutuhkan ketika distonia mengganggu jalur yang bertanggung jawab atas gerakan abnormal di berbagai tingkat sistem saraf. Operasi dilakukan untuk memotong saraf yang mengarah ke akar saraf jauh di leher dekat dengan sumsum tulang belakang atau menghilangkan saraf pada titik yang berkontraksi.
Terapi juga menjadi salah satu pilihan pengbatan, dimana terapi wicara atau terapi suara dapat membantu beberapa orang yang terkena distonia spasmodik.
Terapi fisik, penggunaan bidai, manajemen stres, dan biofeedback juga dapat membantu individu dengan bentuk distonia tertentu.
Itulah ulasan mengenai penyakit distonia yang konon diidap oleh Ferry Irawan, suami Venna Melinda, yang kini tengah menghadapi kasus KDRT.***