Disebutkan, distonia mungkin menyakitkan dan dapat memengaruhi aktivitas sehari-hari.
Sayangnya, tidak ada obat untuk mengatasi distonia. Namun, tersedia obat-obatan untuk memperbaiki gejalanya.
Pada distonia parah, pembedahan terkadang juga bisa dilakukan untuk menonaktifkan atau mengatur ulang saraf atau daerah otak tertentu.
Penyebab Distonia
Penyebab pasti distonia belum diketahui tetapi kemungkinan melibatkan perubahan di area otak atau masalah komunikasi antara otak dan saraf. Distonia dapat diturunkan, didapat, atau idiopatik (tidak diketahui penyebabnya).
Pada distonia kelainan bawaan diturunkan secara genetik. Sementara dalam bentuk yang didapat, distonia disebabkan oleh kerusakan atau degenerasi otak (misalnya setelah cedera otak atau stroke) atau konsumsi obat-obatan tertentu.
Baca Juga: Masih ada waktu, pendaftaran Beasiswa ke China Tahun 2023 dari PBNU. Begini persyaratannya
Pada distonia idiopatik, tidak ada penyebab yang dapat diidentifikasi dan tidak ada kerusakan struktural atau degenerasi otak. Distonia sering kali disebabkan oleh kerusakan pada ganglia basalis. Kerusakan tersebut dapat diakibatkan oleh trauma otak, stroke, tumor, kekurangan oksigen, infeksi, reaksi obat sampai keracunan timbal atau karbon monoksida.
Faktor risiko distonia
Masih menurut halodoc, terdapat beberapa faktor yang bisa memicu timbulnya distonia pada seseorang, seperti:
- Kondisi genetik tertentu.
- Penyakit atau kondisi medis tertentu. Contohnya, penyakit Wilson, Huntington, atau Parkinson.
- Cedera otak traumatik.
- Stroke.
- Tumor otak atau kelainan otak yang disebabkan oleh kanker.
- Kekurangan oksigen atau keracunan karbon monoksida.
- Infeksi, seperti tuberkulosis atau ensefalitis.
- Reaksi terhadap pengobatan tertentu.
Baca Juga: Amerika Serikat tetapkan Wagner Rusia sebagai organisasi kejahatan transnasional
Gejala Distonia
Distonia dapat dialami oleh semua usia, tetapi distonia genetik dan idiopatik umumnya muncul lebih dini, yaitu saat masa kanak-kanak. Distonia yang terjadi di usia dini biasanya dimulai dengan gejala pada tungkai dan dapat berkembang ke daerah lain. Beberapa gejala cenderung terjadi setelah beraktivitas seharian.
Pada orang dewasa, distonia biasanya terjadi di satu bagian tubuh yang berdekatan, paling sering melibatkan otot leher dan wajah.