JAKARTA INSIDER - Seni adalah bentuk ekspresi yang paling jujur. Melalui musik, seniman menyampaikan suara hati, keresahan, dan kritik terhadap situasi yang mereka alami atau lihat di sekeliling mereka.
Lagu "Bayar Bayar Bayar" dari Sukatani Band adalah salah satu contoh bagaimana seni bisa menjadi cermin realitas sosial.
Lagu ini menyuarakan kegelisahan rakyat tentang beban ekonomi dan berbagai bentuk ketidakadilan yang mereka rasakan.
Baca Juga: Kemnaker turun tangan! Pemecatan Novi Sukatani Band akan ditelusuri
Dikutip dari kanal YouTube official iNews Namun, di tengah kebebasan berekspresi, muncul respons yang kurang bijak dari pihak tertentu.
Beberapa pihak menilai lagu ini sebagai bentuk provokasi atau serangan terhadap institusi tertentu.
Padahal, musik bukanlah senjata, melainkan medium komunikasi. Jika ada kritik dalam lagu ini, maka itu adalah bentuk kepedulian, bukan sekadar pemberontakan.
Baca Juga: Pemecatan Novi Sukatani Band disorot, Kemnaker akan lakukan Investigasi!
Sebagai institusi yang bertugas melindungi dan mengayomi masyarakat, polisi seharusnya menyikapi kritik dengan kepala dingin dan kebijaksanaan.
Kritik dalam bentuk seni bukanlah sesuatu yang perlu ditanggapi dengan kemarahan atau tindakan represif.
Justru, ini bisa menjadi kesempatan untuk memahami keresahan masyarakat dan mencari solusi yang lebih baik.
Baca Juga: Kemnaker Siap Telusuri kasus pemecatan Novi Sukatani Band, ada dugaan pelanggaran
Sejarah telah menunjukkan bahwa seni, termasuk musik, sering menjadi alat perubahan sosial.
Dari lagu-lagu perjuangan hingga kritik terhadap kebijakan publik, musik selalu hadir sebagai pengingat bagi pemimpin dan institusi tentang apa yang dirasakan rakyat.