Bila tak segera ada solusi, kondisi ini dapat merusak mental dan mengikis motivasi serta memicu perubahan sikap dalam bekerja.
- Beban kerja yang berlebihan
Tidak sedikit pegawai bekerja di luar kontrak yang telah disepakati. Malah terkadang, diminta melakukan tugas yang bukan job diskripsi pekerjaan atau atasan selalu menambah pekerjaan secara mendadak.
Baca Juga: Bongkar rahasia sukses pengusaha muda. Nomor 11 sangat penting dilakukan.
Beban yang terlalu banyak ini lama-lama membuat kalian demotivasi dalam bekerja dan memilih kerja secukupnya.
- Menghabiskan seluruh waktu untuk bekerja
Beban kerja yang banyak memaksa pekerja untuk lembur. Keseringan lembur inilah yang membuat pekerja tidak punya waktu luang untuk bersosialisasi di luar jam kerja atau waktu untuk keluarga.
Adapun dampak positif dari trend kerja quit qutting yakni adanya work-life balance.
Baca Juga: 7 Kebiasaan miliuner dunia, tak ada yang bangun kesiangan
Setidaknya ada 4 dampak positif penerapan quit wuitting dalam pekerjaan:
(1) Quiet quitting membuat pekerja punya waktu luang lebih banyak di luar pekerjaan dan terhindar dari kecemasan dan depresi. Sebab, seperti yang kita ketahui, pekerja workaholic memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan mental dan fisik.
(2) Mereka yang menerapkan prinsip quite quitting, tidak akan terlalu larut dalam pekerjaannya, sehingga bisa terhindar dari stres dan burnout.
(3) Quiet quitting tidak hanya memberikan manfaat pada kesehatan mental karyawan secara individual melainkan juga interaksi dengan teman-teman sekantor.
(4) Quiet quitting akan mencegah persaingan tidak sehat yang saling sikut menyikut atau menjelek-jelekkan kawan kantor.
Baca Juga: Tak hanya jeroan dan sea food, 10 makanan harus dihindari agar asam urat tak kambuh
Namun sisi negatifnya, Anda jadi rawan terkena PHK. Kok bisa?
Dengan menerapkan quiet quitting, tanpa disadari bisa mengurangi produktivitas pekerjaan.
