Kamu bertanyeaa, apa sih arti tren kerja ‘quiet quitting’? Enak sih kerja sesuai 'argo', tapi rawan kena PHK

photo author
- Minggu, 1 Januari 2023 | 10:35 WIB
Ilustrasi. Kerja ala quiet quitting, kerja sesuai arno namun rawan PHK
Ilustrasi. Kerja ala quiet quitting, kerja sesuai arno namun rawan PHK

JAKARTA INSIDER – Secara harfiah, quiet quitting artinya berhenti secara diam-diam.

Istilah quiet quitting cukup baru di kalangan pekerjaan di mana pekerja tidak benar-benar resign atau berhenti bekerja dari kantor, tapi mereka diam-diam berhenti mencurahkan kemampuan ekstra dalam bekerja.

Jadi dengan quiet quitting, kamu hanya bekerja secukupnya dan mengerjakan tugas sesuai jabatan, alias bekerja sesuai 'argo'.

Sederhananya, quiet quitting adalah kerja seperlunya anti pusing tujuh keliling.

Baca Juga: Lengkap, daftar besaran UMP 2023 di 34 Provinsi Indonesia. UMP terendah Jawa Tengah. Berapa UMP di daerahmu?

Melihat maknanya, jelas bahwa quiet quitting berlawanan dengan hustle culture yang mendorong pekerja untuk lembur atau bekerja di luar job description utamanya. Tak jarang, prinsip kerja ini secara tak langsung memaksa karyawan untuk mendedikasikan diri guna mencapai kekayaan dan kemakmuran secepat mungkin.

Istilah hustle culture mengacu pada budaya kerja di mana karyawan mendorong diri mereka untuk mencapai kesuksesan. Fenomena hustle culture sendiri umumnya berlaku pada angkatan kerja dari generasi milenial dan gen Z.

Kembali ke quit quitting, di mana Anda hanya bekerja sesuai jobdesk saja, bekerja tidak berlebihan, bekerja tenggo saja.

Baca Juga: Meneropong 6 tren bisnis yang paling cuan di tahun 2023. Dropshipping hingga artificial intelligence

Melansir DBC.com, setidaknya ada 4 alasan penyebab quiet quitting terjadi.  

  1. Gaji yang tidak sebanding dengan beban kerja

Salah satu hal terbesar pendorong Quiet Quitting adalah gaji mereka nggak sebanding dengan beban kerja yang wajib dipenuhi.

Sementara itu atasan mereka selalu menuntut dan memberi porsi kerja secara banyak, namun tidak memberikan imbalan ataupun bonus yang sesuai.

Baca Juga: Bawang bombai ampuh turunkan kolesterol, namun harus tau cara mengolah agar tetap berkhasiat. Begini tipsnya

  1. Kurang apresiasi

Meski kamu udah menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik mungkin, tapi atasan kamu malah cuek bahkan cenderung nggak menghargai semua usaha kamu. Kondisi ini dapat merusak mental dan mengikis motivasi kamu serta memicu perubahan sikap dalam bekerja.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Sukowati Utami JI

Sumber: dbs.com, gajigesa.com

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X