Hal lain yang juga menjadi sorotan adalah ketidak jujuran akan data status gizi masyarakat.
“Kadang kita temui daerah-daerah yang mengklaim penurunan angka stunting yang cukup tinggi. Kami selalu mempertanyakan apakah angka tersebut hasil pendataan riil di lapangan atau sekedar mengejar target yang ditetapkan? Karena data-data dari masyarakat tersebut adalah dasar bagi pemerintah melakukan intervensi gizi untuk masyarakat. Jika angkanya di kecilkan, artinya ada masyarakat yang kehilangan haknya,” pungkas Arif Hidayat.
Ketua Majelis Kesehatan PP Aisyiyah Dra. Chairunnisa menambahkan di tahun 2022, Aisyiyah dan YAICI melakukan kerjasama dengan penelitian yang menyasar ibu dan balita yang dilakukan oleh kader.
Penelitian ini dibuat untuk lebih mendalami penyebab kejadian stunting.
"Dari hasil penelitian tersebut, kental manis masih banyak di konsumsi oleh masyarakat, terutama di remote area. Berdasarkan penelitian Aisyiyah, faktor pemberian kental manis karena pemasukan bulanan mereka yang masih banyak dibawah Upah Minimum Regional (UMR)," jelasnya.
Ketersediaan kental manis yang dapat ditemukan dimana saja dan mudah dijangkau itulah yang dijadikan dasar Aisyiyah untuk melakukan edukasi dan literasi terkait gizi.
Baca Juga: Stress berat? Amalkan doa ini untuk meredakannya
Banyak masyakarat daerah yang akhirnya menjadikan kental manis sebagai opsi untuk pemberian nutrisi gizi bagi anak.
"Literasi masih sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan terkait gizi dan stunting," lanjutnya.
Lebih lanjut ia memaparkan bahwa edukasi dilakukan dengan memberikan contoh nyata kepada masyarakat. Seperti contohnya melakukan demo masak makanan bergizi dan bernutrisi yang sesuai dengan kebutuhan usia anak.
Ketua Bidang Kesehatan PP Muslimat NU, Dr. Erna Yulia Soefihara, mengatakan perlunya menekankan kepada remaja putri, calon ibu, dan ibu muda bahwa anak itu investasi.
"Punya anak cerdas itu investasi di masa depan. Kita harus memberikan edukasi mengenai kebutuhan protein tinggi dan asupan gizi yang cukup," ujarnya.
Erna pun mengakui bahwa sebagai bagian dari masyarakat, perlu adanya keterlibatan semua sektor dalam membantu program pemerintah terkait penurunan prevalensi stunting di Indonesia.
Artikel Terkait
Apa sebenarnya arti Hijrah? Begini penjelasannya menurut Islam dan Al Quran
Astaghfirullah, ternyata kebiasaan ini yang bikin rezeki kita seret. Salah satunya memiliki mental pengemis
Pesan tersembunyi Erik Ten Hag untuk Harry Maguire supaya percaya dirinya naik, apa itu?
Guru Besar FH UI, Prof Indriyanto Seno Adji apresiasi dengan KUHP baru yang bersifat netral dan demokratis
BKKBN: Indonesia berpotensi alami resesi seks, dampaknya bisa ke ekonomi hingga penurunan moral. Kok bisa?