Menurutnya, kondisi medan serta cuaca hujan membuat proses evakuasi Purbaya menjadi terhambat.
Namun, tim rescue BBKSDA Jawa Barat bersama tim medis Taman Satwa Cikembulan akhirnya berhasil berhasil mengevakuasi macan tutu Jawa tersebut.
"Itu sore hari (maghrib), hujan, bisa dibayangkan kondisi seperti itu, teman-teman dari BKSDA dan Taman Satwa turun ke lapangan,” ujar Irawan.
Menurut Irawan, sebelum macan tutul Jawa dilepasliarkan, terlebih dahulu dilakukan rapid assessment untuk mencari lokasi pelepasliaran.
Ia menjelaskan dipilihnya kawasan TWA Kamojang sebagai lokasi pelepasliaran saat ini, karena jaraknya yang tidak jauh dari lokasi macan tutul Jawa itu ditemukan terjerat perangkap babi hutan.
Setelah dilepasiarkan, Irawan memastikan akan melakukan monitoring yang dilakukan oleh tim.
Menurunya, hal tersebut penting dilakukan untuk mengetahui pergerakan macan tutul Jawa tersebut.
Selain itu, hal itu dilakukan juga untuk mengetahui berapa jumlah macan tutul yang ada di kawasan TWA Kamojang dan sekitarnya.
Baca Juga: Ingin sukses menjalani bisnis diusia muda? Ikuti tips berikut, nomor 6 paling penting dilakukan
“Tahun 2018 ada kajian survey ada tiga ekor, satu jantan dua betina, setelah melihat pola bintik macan tutul ini, ternyata berbeda dengan yang lalu, jadi ada anakan di sini," jelas Irawan.
"Ini jadi kebahagiaan kita, ternyata (macan tutul) bisa berkembang bisa hidup dan berkembang biak,” sambungnya.
Sementara itu, Manajer Operasional Taman Satwa Cikembulan, Rudy Arifin mengatakan berkomitmen untuk turut menjaga keberadaan satwa-satwa liar di habitatnya.
Rudy menyebut perawatan macan tutul Jawa tersebut fokus untuk rehabilitasi, sehingga dalam prosesnya tidak diperbolehkan banyak orang yang bersentuhan langsung dengan Purbaya.