JAKARTA INSIDER - Aktivitas keseharian, baik belajar atau bekerja menjadi bagian dari keseharian yang tidak terpisahkan.
Seiring kesadaran mental, orang-orang mulai mencari hal toksik dalam keseharian, termasuk saat kerja, diantaranya Burnout.
Istilah Burnout pertama kali diperkenalkan oleh seorang psikolog bernama Herbert Freuddenberger pada tahun 1974.
Ia mendefinisikan Burnout sebagai "keadaan kekelahan mental dan fisik yang disebabkan oleh kehidupan profesional seseorang".
Secara umum hal Burnout ditandai oleh perasaan sinis, kecerdasan, dan kurangnya pengertian akan prestasi pribadi.
Hal ini juga dapat menyebabkan gejala fisik seperti sakit kepala, kelelahan, dan insomnia.
Burnout merupakan kekhawatiran yang meningkat, terutama dalam pekerjaan tekanan tinggi, dan dapat memberikan dampak yang signifikan pada kesehatan individu dan kesejahteraan secara keseluruhan.
Tak hanya dirasakan pekerja, burnout juga bisa dirasakan oleh pelajar hingga mahasiswa di lingkungan pendidikan.
Efek dari Burnout adalah mereka mengalami stres yang sama dengan pekerja.
Baca Juga: Gunung Kerinci kembali erupsi disertai gempa tremor, masyarakat diminta waspada
Berikut cara mengatasi Burnout yang bisa dilakukan seperti dilansir JAKARTA INSIDER dari Instagram @satgasperubahanperilaku
1. Berikan waktu istriahat bagi tubuh dan pikiran