JAKARTA INSIDER - Kementerian Kesehatan mengapresiasi para pelaku usaha di sektor swasta yang turut membantu mengedukasi masyarakat.
Edukasi pelaku usaha adalah salah satunya dengan memberikan label kandungan gula di dalam kemasan.
Menurut Ketua Tim Kerja Diabetes Melitus dan Gangguan Metabolik Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2TPM) Kemenkes, Esti Widiastuti, hal tersebut akan berdampak pada terciptanya perubahan perilaku yang baik dan lebih sehat.
Baca Juga: PSS Sleman raih 3 poin usai tundukkan Arema FC 2-0, Kekalahan keempat Singo Edan
"Kami berharap hal ini akan menjadi pemicu atau tonggak yang cukup penting untuk kita memberikan edukasi kepada masyarakat luas soal diabetes," kata Esti, dalam sambungan video dalam acara diskusi kesehatan di Gading Serpong, Tangerang Selatan, Kamis (26/1/2023).
Kemenkes sendiri, menurut Esti, selalu berkomitmen untuk mengedukasi masyarakat mengenai batasan konsumsi gula, yakni empat sendok makan atau kurang dari 50 gram setiap harinya.
"Saat ini beban kesehatan baik di dunia maupun di Indonesia didominasi oleh penyakit tidak menular. Sebanyak 537 juta penduduk dunia menderita diabetes dan diperkirakan akan terus meningkat hingga 783 juta penduduk pada 2045," ujar Esti.
Baca Juga: Usai kudeta PSM Makassar, giliran Persija dilengserkan dari puncak klasemen
Di Indonesia sendiri, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) baik tahun 2013 maupun 2018 menunjukkan adanya peningkatan tren terhadap penyakit diabetes.
"Di Indonesia, populasi diabetes adalah tertinggi kelima. Tahun 2021, ada 19,5 juta atau 10,5 persen penduduk Indonesia menderita diabetes, dan tahun 2045 diperkirakan meningkat menjadi 28,6 juta yang menderita diabetes," tambah Esti.
Menurut Esti, tingginya angka penderita diabetes dipicu oleh berbagai faktor risiko, di antaranya kebiasaan mengonsumsi makanan yang tinggi gula, tekanan darah tinggi, hingga obesitas.
Untuk itu, Esti menegaskan, upaya bersama dari berbagai pihak baik pemerintah, sektor swasta, hingga masyarakat sangat diperlukan untuk mencegah semakin meningkatnya angka penderita diabetes di Indonesia.
Terlebih, kata dia, Indonesia pada tahun 2045 akan menghadapi bonus demografi di mana 60 persen penduduknya akan berada pada usia produktif. Sehingga, perlu dipastikan bahwa mayoritas penduduk tersebut berada dalam kondisi sehat.
Baca Juga: Bacaan doa keluar masjid dengan bahasa arab, latin dan artinya. Perhatikan adab dan etika didalamnya