JAKARTA INSIDER – Baru-baru ini tersiar kabar seorang warga di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, positif mengidap antraks.
Persis setahun sebelumnya, masih di kabupaten yang sama, dilaporkan 12 orang terjangkit antraks.
Lantas, apa sesungguhnya penyakit antraks?
Baca Juga: Antraks kembali muncul Gunungkidul, seorang petani dinyatakan positif. Warga diminta waspada
Melansir informasi dari Kementerian Kesehatan, antraks merupakan penyakit yang bersumber binatang atau zoonosis.
Penyakit infeksi serius ini disebabkan oleh bakteri berbentuk batang gram positif yang disebut Bacillus anthracis. Bakteri ini mudah dijumpai secara alami di tanah dan biasanya menyerang hewan hewan pemamah biak dan dapat menyerang hewan mamalia lainnya, termasuk manusia.
Penularan pada hewan diawali dari tanah yang berspora Bacillus Anthracis, kemudian melalui luka kulit, terhirup pernapasan, atau termakan bersama pakan/minum sehingga masuk ke dalam tubuh hewan.
Baca Juga: Penting! Manfaat berhenti merokok dalam hitungan menit, jam dan hari
Pertanyaannya, bagaimana orang bisa terinfeksi antraks?
Melansir halodoc.com, orang terinfeksi antraks ketika spora masuk ke dalam tubuh. Ketika spora antraks masuk ke dalam tubuh, spora ini menjadi aktif.
Dalam kondisi spora aktif inilah bakteri berkembang biak, menyebar di dalam tubuh, menghasilkan racun dan menyebabkan penyakit parah pada seseorang.
Antraks ditularkan kepada manusia melalui kontak antara kulit dengan hewan atau produk hewan yang mengandung spora antraks, mengonsumsi daging hewan yang terinfeksi tanpa dimasak dengan sempurna, atau spora antraks dari kulit dan bulu hewan yang terinfeksi bakteri terhirup ke dalam saluran pernapasan.
Disebutkan, tidak ada penularan antraks dari manusia ke manusia.