Fenomena brain drain
Melansir laman berita.upi.edu, kasus brain drain banyak dirasakan oleh negara negara berkembang. Di India, sejak tahun 1960an banyak ilmuwan dan tenaga ahli muda India yang berkualitas memilih untuk bekerja di luar negeri.
Banyak anak muda India lulusan Indian Intitute of Technology (IIT) Bombay, New Delhi, Madras dan lulusan universitas lainnya di India yang memilih untuk bekerja di perusahaan perusahaan Amerika, Canada, Inggris dan negara maju lainnya.
Data tahun 1990-an di AS, kaum profesional muda India menguasai lebih dari 8000 perusahaan di bidang teknologi komunikasi. Dengan demikian potensi devisa mengalir deras ke Amerika. Sementara India, negeri asal hanya gigit jari.
Walaupun awalnya brain drain, yang sangat merugikan India, pemerintah India melakukan berbagai terobosan. Salah satunya, tahun 1990an India memberlakukan transisi kebijakan baru pola ekonomi melalui proses liberalisasi.
Hal lainnya melalui penguatan jaringan diaspora sebagai silent networking, yaitu Jalinan senyap antar komunitas diaspora. Akhirnya, banyak profesional India yang pulang kampung. Mereka mulai berkhidmat di negerinya sendiri.
Kasus brain drain di China pada awalnya juga sangat mengkhawatirkan. Laporan Brain drain in China (Stanford Edu, 2011) menyebutkan bahwa dari 1,06 juta mahasiswa asal China yang belajar di berbagai universitas di AS, hanya 275 ribu orang saja yang kembali ke China. Selebihnya, sebagai pelaku brain drain dan bekerja di berbagai perusahaan di AS.
Apa yang dilakukan Pemerintah China untuk membalikkan brain drain menjadi drain gain? Ciu (2011) dalam China targets top talents from overseas melaporkan bahwa pemerintah China selain meningkatkan sistem pendidikan di dalam negeri, juga meningkatkan iklim berusaha dan iklim bisnis di dalam negeri.
Hal lain, melalui program Thousands Talent Program, pemerintah China menawarkan subsidi khusus bagi profesional brillian yang mau pulang kampung. Mereka selain mendapat gaji rutin di perusahaan dalam negeri, mereka juga diberi tunjangan tambahan.
Jumlahnya tak tanggung- tanggung, bagi yang memenuhi syarat, mereka diberi grant sebanyak 1 juta RMB dari pemerintah.
Baca Juga: Lady Nayoan tertawa saat mendengar kabar Syahnaz Sadiqah masih suka ngompol: Emang iya?
Brain drain Indonesia
Fenomena brain drain telah terjaid di Indonesia sejak lama. Walaupun tidak secara masal, pada tahun 1960an, banyak mahasiswa Indonesia yang tak pulang ke Tanah air.