JAKARTA INSIDER - Belakangan banyak dibicarakan soal angka perceraian yang tinggi bahkan mencapai ribuan orang di sejumlah wilayah di Indonesia.
Angka perceraian tinggi di wilayah Indonesia sebelumnya disebabkan karena berbagai hal, salah satunya faktor ekonomi, faktor pendidikan, dan terjerat judi online.
Lantas bagaimanakah dengan pendapat dari psikolog tentang angka perceraian tinggi di sejumlah wilayah Indonesia tersebut? Yuk disimak.
“Kalau kita lihat (angka perceraian tinggi karena pengaruh) sosial media sih,” kata Ajeng Raviando, psikolog, dikutip JAKARTA INSIDER dari Youtube TV One pada Rabu (12/7/2023).
“Gitu ya, kita bawa ruang personal kedalam ruang publik,” lanjut Ajeng Raviando, psikolog.
“Sehingga kalo misalnya dulu kita enggak pernah tahu rumah tangga orang lain seperti apa,” ujar Ajeng Raviando, psikolog.
Baca Juga: Jokowi baru saja meresmikan jalan tol Cisumdawu, jalan tol ini juga terdapat twin tunnel
“Sekarang justru jadi bahan konten yak an?,” tutur Ajeng Raviando, psikolog.
“Sehingga ada tendensi saat orang seringkali melihat rumah tangga orang lain, dia akan melakukan perbandingan,” ucap Ajeng Raviando, psikolog.
Telah banyak bermunculan memang konten-konten terbuka tentang rumah tangga orang lain.
Di zaman serba digital ini bermunculan berbagai konten creator yang membuat konten salah satunya tentang rumah tangga.
Baik segi kemesraan terhadap pasangannya, kemapanan, hampir semua dalam rumah tangga dijadikan konten.