ITS, papar Hermawan tidak bisa menjadikan semua jurusannya menjadi kualitas kelas dunia.
"Biar satu dua jurusan yang menjadi ujung tombaknya. Bukan berarti jurusan lain diabaikan, " kata Hermawan memberikan nasihat. Dengan begitu, ITS menjadi lebih tajam dan mudah dikenali kualitasnya oleh masyarakat.
Ketika ITS mencanangkan diri menjadi perguruan tinggi (PT) kelas dunia, maka ITS harus bersikap seperti selayaknya lembaga kelas dunia.
ITS harus membuat dosen, kurikulum, fasilitas, dan mahasiswa yang berkualitas tinggi.
Hal ini akan menjadi sesuatu yang sangat berat konsekuensinya.
"ITB dan UI sudah bukan saingan. MIT, HBS, atau NTU -lah yang menjadi tolak ukur ITS, "kata alumni Harvard Business School ini.
Ditanya oleh Prof. Arif Djunaidi soal nama ITS yang sering dipersepsikan Institut Teknologi Surabaya oleh masyarakat lokal maupun internasional, Hermawan punya nasihat khusus.
Ia menyatakan bahwa nama atau branding sangatlah penting bagi sebuah PT.
Dan menurutnya, Sepuluh Nopember Institut of Technology memang terlalu panjang untuk diingat.
"Jadi kalau ITS mau mempertimbangkan kembali nama dan logonya itu sangat baik. Markplus & Co siap membantu secara gratis," tegas Hermawan yang langsung disambut aplaus seluruh peserta.***