JAKARTA INSIDER - Meningkatnya kaum-kaun jomblo (single) di Indonesia yang diikuti minat menikah juga kurang, disoroti oleh sang psikiater Dharmawan.A. Purnama.
Sebelum-sebelumnya, psikiater Dharmawan blak-blakan ungkap penyebab meningkat kaum jomblo dan minat menikah kurang karena faktor kualitas otak.
Faktor kualitas otak disini, menurut psikiater Dharmawan adalah banyak lulusan S1 dan S2 kualitas otak dirasa kurang.
Berawal dari kualitas otak kurang tersebut, bagi psikiater Dharmawan kemudian berkembang dan terjadi kesenjangan ekonomi karena banyak yang tidak smart menurutnya.
“Nah dari kualitas otak yang kurang ini, sekarang kembali lagi ke urusan perkawinan (menikah),” kata psikiater Dharmawan, dikutip oleh JAKARTA INSIDER dari Berbagai Sumber pada hari Kamis (22/6/2023).
“Perkawinan itu bukan hanya pasti bahagia, tetapi memang (menikah) harus dipersiapkan,” ujar psikiater Dharmawan.
“Saya sih enggak setuju pandangan orang bahwa menikah kudu punya rumah,dan sebagainya,” tutur psikiater Dharmawan.
“Tetapi memang menikah harus punya pekerjaan,” ucap psikiater Dharmawan.
psikiater Dharmawan sebut pertimbangan orang menikah harus karena sudah mempunyai pekerjaan.
Mempunyai pekerjaan dirasa penting dan bahkan hal utama dalam menikah, menurut psikiater Dharmawan.
Karena orang yang berumah tangga pasti membutuhkan dana/ uang untuk kehidupan sehari-harinya.
Artikel Terkait
Dewi Perssik mengaku enggan buru-buru menikah dengan Pilot Rully demi memastikan tak salah pilih lagi
Dewi Perssik terpikir perjanjian pranikah jika menikah dengan Pilot Rully: Dulu kerja uangku diambil laki-laki
Inge Anugrah mengaku tak memiliki tabungan selama menikah dengan Ari Wibowo: Dapat uang mengandalkan dari…
Inge Anugrah menyesal tak baca isi perjanjian pranikah sebelum menikah dengan Ari Wibowo
Sahrul Gunawan dan Dine pasca sebulan menikah: Merasa lengkap ada teman hidup, aku gak bisa jauh-jauh gitu...
Fakta baru warga Indonesia malas menikah, ini pendapat Hasto Wardoyo kepala BKKBN, Netizen: Yang cerai banyak
Kaum jomblo di Indonesia meningkat, Psikiater Dharmawan: Lulusan S1 dan S2 banyak yang kualitas otaknya kurang