Complete street sejatinya merupakan sebuah konsep desain jalan yang memperhatikan kebutuhan semua pengguna jalan, termasuk pejalan kaki dan pesepeda.
Konsep ini bertujuan untuk menciptakan ruang publik yang ramah lingkungan dan inklusif bagi semua orang.
Namun, dengan adanya keputusan ini, ruang publik di Jakarta semakin sempit dan tidak mengakomodasi kebutuhan semua pengguna jalan.
Baca Juga: Sedang pidato di Wakayama, Perdana Menteri Jepang diserang ledakan oleh warga, begini kondisinya
Hal ini menunjukkan bahwa Jakarta masih memiliki jalan yang belum ramah lingkungan dan belum mengimplementasikan konsep complete street secara sempurna.
Namun, ada juga kelompok warga Jakarta yang merasa bahwa pejalan kaki dan pesepeda tidak membutuhkan trotoar dan jalur sepeda karena jarang terlihat di jalan.
Mereka berpendapat bahwa pembongkaran trotoar tersebut tidak akan berdampak signifikan bagi kebutuhan pejalan kaki dan pesepeda.
Seperti yang ditulis oleh pemilik akun Twitter @Hespribook, "Pedestrian sebenernya ga perlu lebar bangett ya. Apalagi saat ini pejalan kaki yg hilir mudik bisa dihitung."
Namun tetap saja perubahan ini merugikan orang yang bersepeda atau perlu berjalan kaki melalui jalur ini.
Ditulis oleh akun Twitter penggiat berangkat kerja menggunakan sepeda, @B2WIndonesia, "Kami akan melakukan upaya hukum apabila keberadaan fasilitas pejalan kaki dan lajur sepeda tidak dikembalikan sebagaimana sebelumnya."
Semoga pemerintah kota Jakarta dapat menemukan solusi yang terbaik bagi seluruh warga Jakarta dan lingkungan.***