gaya-hidup

Pahami Autoimun, Perempuan Ternyata Berisiko Lebih Tinggi Mengalaminya

Kamis, 11 Desember 2025 | 14:04 WIB
Gaya hidup yang baik bisa mengurangi risiko penyakit autoimun yang lebih banyak menimpa wanita. (pexels-john-tekeridis)

Sering kali, gejala-gejala tersebut kerap dianggap keluhan kesehatan biasa sehingga banyak pasien datang ketika kondisinya sudah kronis.

Dokter Syahrizal menegaskan bahwa mengenali gejala sejak dini memiliki peran besar dalam keberhasilan penanganan.

“Apabila seseorang mulai merasakan keluhan tersebut, sangat disarankan untuk segera berkonsultasi ke dokter. Proses diagnosis idealnya dilakukan oleh dokter yang memiliki keahlian untuk menangani penyakit autoimun, melalui serangkaian tahapan mulai dari evaluasi riwayat kesehatan pribadi dan keluarga, penilaian gejala, pemeriksaan fisik menyeluruh, hingga pemeriksaan laboratorium dan tes penunjang lainnya,” ujarnya.

Baca Juga: Soroti vonis 6 tahun penjara Nikita Mirzani, Fitri Salhuteru: Semoga bisa merubah diri

Perempuan Lebih Berisiko

Menurut dr. Syahrizal, penyakit autoimun paling banyak ditemukan pada perempuan usia 15–44 tahun.

Data dari Global Autoimmune Institute, 2024 menunjukkan bahwa sekitar 78% dari individu yang mengidap autoimun adalah perempuan.

Kecenderungan ini diyakini kuat terkait dengan perbedaan biologis antar gender, termasuk keberadaan kromosom X tambahan, fluktuasi hormonal (khususnya estrogen), fungsi reproduksi, respons imun yang berbeda.

Baca Juga: Fitri Salhuteru soroti Nikita Mirzani yang terkena vonis 6 tahun penjara: Prihatin

Jika tidak dikendalikan, penyakit autoimun pada dapat menimbulkan komplikasi serius, mulai dari kerusakan organ permanen (misalnya ginjal pada lupus atau saraf pada multiple sclerosis), peningkatan risiko penyakit jantung, hingga gangguan kehamilan seperti keguguran.

Dampak psikologis juga tidak dapat diabaikan — banyak pasien menghadapi kecemasan, depresi, dan penurunan kualitas hidup.

Penananganan Autoimun

Setelah mendapatkan diagnosis, dokter akan menentukan penanganan yang sesuai dengan jenis autoimun, tingkat keparahan, dan kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan.

Baca Juga: Indigo Hard Gumay ramalkan Indonesia akan terjadi tsunami di daerah berikut ini

Penanganan dapat mencakup pengaturan pola makan, obat untuk mengendalikan peradangan, imunoterapi, hingga terapi plasma exchange untuk kondisi tertentu.

Halaman:

Tags

Terkini