Astral Projection: Memahami Fenomena dan Kontroversi tentang Mengeluarkan Jiwa dari Tubuh

JAKARTA INSIDER - Astral projection, atau sering disebut juga sebagai "ragasukma," adalah fenomena yang menarik minat banyak orang.

Fenomena ini melibatkan pengalaman di luar tubuh, di mana seseorang percaya bahwa kesadaran atau "badan astral" mereka dapat terpisah dari tubuh fisiknya.

Meskipun mungkin terdengar seperti sesuatu yang hanya ada dalam film atau fiksi, astral projection sebenarnya adalah praktik spiritual yang memiliki sejarah panjang.

Baca Juga: Menangis: Rahasia Kesehatan Jiwa dan Raga yang Tersembunyi

Beberapa orang yang mengklaim mengalami astral projection mengatakan bahwa mereka dapat meninggalkan tubuh fisik mereka saat tidur atau berada dalam keadaan relaksasi yang dalam.

Pengalaman ini sering kali dihubungkan dengan perasaan terbang atau melayang, melihat diri mereka sendiri dari sudut pandang yang berbeda, atau berinteraksi dengan dunia astral yang lain.

Sejarah astral projection dapat ditelusuri kembali ke abad ke-19 dengan munculnya gerakan spiritual bernama teosofi.

Baca Juga: Hari Lahir Pancasila: Mengungkap Sejarah dan Maknanya yang Tersembunyi

Teosofi mengajarkan bahwa manusia memiliki tujuh tubuh yang berbeda, termasuk tubuh astral yang dapat berpindah ke alam astral.

Ide ini kemudian memengaruhi seniman dan ilmuwan pada masa itu, memberi pengaruh pada karya-karya fiksi seperti novel "Strange Conflict" karya Dennis Wheatley.

Meskipun pengalaman astral projection ini dianggap oleh sebagian orang sebagai pengalaman nyata dan berdampak, para ilmuwan masih skeptis terhadap kebenaran fenomena ini.

Baca Juga: Menyingkap Makna Sejati Waisak: Sebuah Perayaan yang Menggerakkan Jiwa

Mereka berpendapat bahwa tidak ada cara ilmiah untuk membuktikan apakah kesadaran benar-benar meninggalkan tubuh fisik atau hanya sekadar fantasi dan mimpi belaka.

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mencari pemahaman lebih dalam tentang astral projection.