JAKARTA INSIDER - Di tengah gencarnya upaya Pemerintah Indonesia dalam mewujudkan target pengurangan emisi hingga nol karbon pada tahun 2060, program Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap mulai meraih perhatian yang serius.
Dengan menghadirkan solusi terbarukan di tengah perkotaan yang terbatas lahan, PLTS Atap tidak hanya menawarkan alternatif ramah lingkungan, tetapi juga memberikan peluang bagi berbagai sektor untuk ikut serta dalam transformasi energi.
Saat ini, implementasi PLTS Atap telah menjadi sorotan utama, terutama dalam sektor bisnis dan komersial.
Menurut Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan, Febby, PLTS Atap menjadi salah satu jawaban atas kebutuhan akan energi bersih di tengah perubahan iklim global.
Dalam peresmian PLTS Atap kantor Blue Bird, Febby mengungkapkan bahwa program ini telah mencapai 32,5 GW secara nasional dari berbagai sektor pelanggan, termasuk industri, rumah tangga, dan pemerintah.
Dari data yang diperoleh, sektor rumah tangga menjadi kontributor terbesar dengan 72% dari total pelanggan, sementara sektor industri memiliki kapasitas terbesar mencapai 47%.
Baca Juga: Kontroversi Poco Leok, JATAM: PLN dan aparat kepolisian kembali berupaya paksa ukur lahan warga!
Namun, sektor bisnis atau komersial baru mencapai 16% dari total kapasitas PLTS Atap nasional.
"Kami berupaya mendorong pihak-pihak terkait untuk lebih aktif dalam memanfaatkan PLTS Atap. Regulasi yang mendukung akan menjadi kunci keberhasilan dalam menggalakkan program ini," jelas Febby.
Febby juga menyoroti keunggulan PLTS Atap dalam menghadapi kebutuhan energi intensif di sektor bisnis dan komersial.
Baca Juga: Khusus alumni luar negeri! PLN kembali buka rekrutmen PLN Group fresh graduate S1 dan S2 tahun 2023
Dengan tren global yang menuntut "Nett Zero Energy Building," implementasi PLTS Atap menjadi solusi yang memungkinkan pengelola gedung untuk mengadopsi inovasi yang dapat mengurangi konsumsi energi serta memenuhi standar lingkungan yang ramah.
Namun, upaya ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah. Wakil Direktur Utama PT Blue Bird Tbk, Adrianto Djokosoetono, menyampaikan komitmen perusahaan dalam mengadopsi PLTS Atap sebagai bagian dari upaya mereka dalam menurunkan emisi hingga 50 persen pada tahun 2030.
Artikel Terkait
Khusus alumni luar negeri! PLN kembali buka rekrutmen PLN Group fresh graduate S1 dan S2 tahun 2023
Kontroversi Poco Leok, JATAM: PLN dan aparat kepolisian kembali berupaya paksa ukur lahan warga!
Mobil listrik Porsche Taycan Sport Turismo: Performa tinggi dan ramah lingkungan
Listrik diputus, PLN tuduh pemakaian segel illegal, keluarga pelanggan dikenakan denda 33 juta Rupiah