Keberadaan nikel inilah yang menjatuhkan brand seperti Tesla, BYD, Hyundai, dan Wuling Motors untuk memilih Indonesia sebagai tempat investasi.
Para perusahaan itu membutuhkan nikel di Indonesia sebagai bahan utama untuk pembuatan baterai mobil listrik.
Dari 5 negara produsen nikel terbesar di dunia, Indonesia menduduki peringkat pertama. Di posisi kedua ada Filipina, ketiga Rusia, sedangkan peringkat keempat diduduki oleh Kaledonia Baru.
Australia pun masuk sebagai produsen nikel terbesar di dunia di posisi kelima.
Kabar baik siapnya perusahaan otomotif melakukan investasi di Indonesia banyak mendapat komentar dari netizen.
Beberapa pengguna media sosial Instagram pun memberikan tanggapan buruk atas rencana perusahaan itu membangun pabrik mobil listrik di Indonesia.
Seperti halnya ditulis akun @filcadet yang menyinggung kabar tersebut sebagai pemberitaan saja seperti tahun sebelumnya.
"Tesla for rill? Atau Cuma jadi pemberitaan doang kyk tahun lalu," tulisnya dalam kolom komentar unggahan Instagram @bigalphaid.
Tak hanya itu, netizen lain justru menilai kehadiran produsen besar mobil listrik itu akan merusak alam Indonesia.
"Siap merusak alam wakanda dengan cara membeli sebanyak-banyaknya & semurah-murahnya, siap," jelasnya.***
Artikel Terkait
Rumitnya sengketa tanah dan dikuasai 'orang gede', Mahfud MD sebut kalau perlu buat juga hukum rimba!
Pinkan Mambo lelang baju bekas harga mahal tapi sepi penonton dan sepi pembeli. Netizen: Kok live nya dikit..?
Pelaku mutilasi di Bekasi incar harta korban untuk main trading
Transaksi uang elektronik meningkat, salah satunya didorong semakin meningkatnya belanja online
Tanggapi kasus pelecehan di ponpes, MUI Jember sebut jangan lakukan tindakan asusila atas nama agama