Pemeriksaan dapat dilakukan hanya berdasarkan fitur visual dan teks dari sebuah produk, lalu menerjemahkan data tersebut menjadi informasi yang dapat ditindaklanjuti.
Peritel tidak lagi harus menghabiskan waktu, tenaga, dan investasi untuk pengumpulan data dan melatih model AI mereka sendiri.
Memanfaatkan miliaran entitas unik database Google, AI pengecekan etalase Google Cloud dapat mengidentifikasi produk dari berbagai jenis gambar yang diambil dari berbagai sudut dan sudut pandang.
Baca Juga: Raffi Ahmad selingkuh dengan Mimi Bayuh jadi sorotan, Raffi: Omongan orang kita gak dengerin…!
Peritel akan memiliki tingkat fleksibilitas yang tinggi dalam jenis citra yang dapat mereka berikan ke AI pengecekan etalase.
Misalnya, peritel dapat menggunakan gambaran dari kamera yang dipasang di langit-langit, ponsel rekanan, atau robot penjelajah toko yang bertugas memeriksa etalase.
Teknologi ini diharapkan tersedia secara umum untuk peritel secara global dalam beberapa bulan mendatang.
Lebih penting lagi, gambar dan data retailer tetap menjadi milik mereka sendiri dan AI hanya dapat digunakan untuk mengidentifikasi produk dan label harga.
Baca Juga: Indra Bekti kembali harus dilarikan ke rumah sakit, penyebabnya karena ini rupanya
2. AI mengubah pengalaman window shopping digital
Orang-orang tidak selalu mengetahui apa yang mereka inginkan. Itu sebabnya mereka menelusuri situs web untuk mencari inspirasi.
Guna membantu peritel menjadikan pengalaman penelusuran online dan penemuan produk lebih intuitif dan memuaskan bagi pembeli, Google Cloud telah memperkenalkan fitur penjelajahan baru yang didukung AI melalui Discovery AI untuk peritel.
Kecanggihan alat ini menggunakan teknologi ML untuk mengoptimalkan urutan produk (misalnya, produk mana yang pertama kali dilihat pembeli) di situs e-commerce peritel setelah pembeli memilih kategori, seperti "jaket wanita" atau "peralatan dapur".