JAKARTA INSIDER – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menerima laporan panen raya serentak dari 14 provinsi dan 157 kabupaten/kota se-Indonesia dalam kunjungan kerjanya ke Desa Randegan Wetan, Kecamatan Jati 7, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya besar pemerintah untuk memperkuat ketahanan dan kemandirian pangan nasional.
Dalam sambutannya, Presiden Prabowo menyampaikan rasa gembira atas meningkatnya produktivitas pertanian.
Baca Juga: Petani bahagia bertemu Prabowo, pupuk lancar, harga gabah stabil, produksi melonjak
Salah satu kabar yang ia sambut baik adalah soal peningkatan hasil panen menggunakan teknologi benih baru. Jika sebelumnya hasil per hektare hanya sekitar 7 ton, kini bisa mencapai hingga 10 ton.
"Saya dapat kabar baik, dengan teknik dan benih baru, produksi bisa naik dari 7 jadi 10 ton per hektare. Ini langkah menuju revitalisasi hijau dan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia," ujar Prabowo.
Tak hanya itu, ia juga menyoroti keberhasilan kebijakan harga pembelian gabah yang ditetapkan sebesar Rp6.500 per kilogram, yang menurutnya memberikan keuntungan nyata bagi petani.
Baca Juga: Panen raya serentak, Prabowo tegaskan komitmen bangun kedaulatan pangan Nasional dari desa
Presiden kemudian mengenang masa lalu saat masih menjadi prajurit di tahun 70-an. Ia mengaku pernah merasakan langsung kebaikan para petani yang memberi makan tentara di tengah kesulitan mereka sendiri.
"Waktu saya jadi prajurit dulu, yang beri makan kami adalah rakyat, para petani. Mereka hidup susah, tapi masih bisa menyisihkan hasil panen untuk bantu tentara," kenangnya.
Pengalaman pribadi itu memperkuat tekad Prabowo untuk membalas jasa petani. Ia menyampaikan komitmennya untuk bekerja lebih keras bersama seluruh jajaran Kabinet Merah Putih I demi meningkatkan kesejahteraan petani di seluruh Indonesia.
Baca Juga: Prabowo bangun 80 ribu koperasi desa, cold storage, truk dan kredit untuk petani sejahtera
Ia juga memberi arahan langsung agar dilakukan uji coba penggunaan pupuk lokal buatan desa-desa sendiri, sebagai bagian dari inovasi pertanian berkelanjutan. Menurutnya, inovasi ini bisa memperkuat kemandirian sektor pertanian dari akar rumput.
"Kita akan cari teknik-teknik dan pengalaman dari berbagai tempat, agar kita bisa produksi pupuk sendiri di kampung kita," ucapnya.