Kebijakan tarif dagang Trump dinilai tak berbahaya, Jusuf Kalla sebut AS yang akan kena imbasnya

photo author
- Minggu, 6 April 2025 | 08:54 WIB
Kenaikan tarif dagang Trump menuai banyak polemik di dunia, Jusuf Kalla sebut tak akan beri banyak pengaruh kepada Indonesia
Kenaikan tarif dagang Trump menuai banyak polemik di dunia, Jusuf Kalla sebut tak akan beri banyak pengaruh kepada Indonesia

JAKARTA INSIDER — Mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla (JK), menanggapi kebijakan perdagangan proteksionis yang kembali digaungkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, terkait pengenaan tarif impor terhadap produk dari berbagai negara, termasuk Indonesia.

JK menegaskan bahwa tarif tersebut tidak berdampak besar terhadap industri manufaktur nasional, dan justru lebih membebani konsumen serta pelaku usaha di Amerika sendiri.

Dalam keterangannya kepada media, JK menjelaskan bahwa tarif impor sebesar 32% yang dikenakan terhadap produk ekspor Indonesia seperti sepatu dan pakaian, hanya memberikan efek sekitar 10% terhadap total harga jual produk di pasar AS.

Baca Juga: Beri komentar soal tarif dagang Trump, Jusuf Kalla: Efek ringan ke RI, justru bebani AS sendiri

Ia mencontohkan, apabila sepatu Indonesia diekspor dengan harga USD 20, maka tarif 32% hanya menghasilkan tambahan beban USD 6,4, sementara harga jual di pasar AS bisa mencapai USD 50 hingga USD 70.

“Jadi, pengaruh ke produsen di Indonesia kecil saja, hanya sekitar 10 persen dari harga jual. Yang menanggung tarif itu ya konsumen dan pengusaha Amerika sendiri,” ujar JK dilansir dari Youtube iNews (6/4).

Lebih lanjut, JK menilai bahwa para pengusaha AS pasti akan melakukan efisiensi agar tetap kompetitif.

Mereka mungkin akan kurangi iklan, pangkas biaya, atau bahkan kurangi pegawai. Tapi mereka tidak akan mau kehilangan pasar,” tambahnya.

Baca Juga: Hadapi puncak arus balik Lebaran 2025, Menhub temui Sultan Yogyakarta di Keraton

JK juga menepis kekhawatiran soal pemutusan hubungan kerja (PHK) di Indonesia akibat kebijakan ini. Menurutnya, pengusaha Indonesia justru diuntungkan dengan nilai tukar rupiah yang melemah.

Kalau dolar naik, rupiah yang diterima pengusaha ekspor tetap besar. Jadi tidak ada alasan untuk PHK,” tegasnya.

Kebijakan tarif ini bukanlah hal baru dari Donald Trump. Sejak masa jabatannya sebagai Presiden AS pertama kali pada tahun 2016, Trump dikenal sebagai pemimpin dengan pendekatan nasionalis-ekonomi, yang berfokus pada slogan populis “America First”.

Baca Juga: Armada mudik gratis untuk ribuan pemudik diberangkatkan, Menhub: Semoga perjalanan balik aman

Ia menerapkan tarif dagang tinggi terhadap China, Meksiko, Kanada, Uni Eropa, dan bahkan negara-negara sekutu seperti Jepang dan Korea Selatan—semua dalam upaya menekan defisit perdagangan dan memaksa relokasi pabrik ke dalam negeri AS.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Gitta Wahyu Cahyani

Sumber: YouTube iNews

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X