Ketika China dan AS Sepakat Memperpanjang Gencatan Perang Dagang Hingga November 2025

photo author
- Rabu, 13 Agustus 2025 | 11:12 WIB
Ketika China dan AS Sepakat Memperpanjang Gencatan Perang Dagang Hingga November 2025
Ketika China dan AS Sepakat Memperpanjang Gencatan Perang Dagang Hingga November 2025

JAKARTA INSIDER  - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump resmi memperpanjang gencatan atau penghentian sementara dalam perang dagang dengan China selama 90 hari atau hingga November 2025 mendatang.

Keputusan ini diambil hanya beberapa jam sebelum batas waktu Selasa, 12 Agustus 2025, ketika tarif baru antara AS dan China seharusnya diberlakukan.

Terkini, dalam pernyataan resmi yang ditandatangani Trump pada Senin, 11 Agustus 2025, Trump mengatakan, AS masih melakukan pembicaraan dengan China untuk mengatasi ketidakseimbangan perdagangan dan kekhawatiran terkait keamanan nasional maupun ekonomi.

Baca Juga: Peduli Gaza, Madonna Serukan Lembaga Kemanusiaan Untuk Berdonasi

Trump menyatakan, China telah mengambil langkah signifikan untuk memperbaiki perjanjian dagang yang dianggap tidak adil.

Karena itu, penangguhan kenaikan tarif akan berlaku hingga 10 November 2025 mendatang.

Terkait hal itu, Pemerintah China mengumumkan sebagian besar tarif balasan terhadap AS akan ditangguhkan selama 90 hari, pada Selasa, 12 Agustus 2025.

Baca Juga: Tak Sanggup Melihat Kekejaman Israel di Gaza, Madonna Meminta Paus Leo XIV Kunjungi Palestina dan Hentikan Israel

Melalui kedutaan besar di Washington, China menyatakan pihaknya kesepakatan itu mengacu pada hasil pertemuan di Stockholm.

Kedua negara sepakat untuk terus mendorong perpanjangan penghentian tarif demi memperkuat kerja sama.

"Kami berharap AS terus bekerja sama dengan China untuk meningkatkan saling pengertian, mengurangi kesalahpahaman, dan memperkuat hubungan melalui dialog," tulis pernyataan tersebut sebagaimana dilansir dari Financial Times.

Baca Juga: 10 Kelebihan dan Kekurangan Mobil Listrik di Indonesia yang Wajib Diketahui

AS juga terbuka untuk melonggarkan sebagian pembatasan ekspor semikonduktor, salah satu tuntutan utama China.

Bahkan, ada pembahasan kemungkinan pertemuan puncak antara Trump dan Presiden China Xi Jinping, meski belum ada kesepakatan resmi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ayatul Nissa Rahmadani

Sumber: Financial Times

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X