Namun ada juga pedagang toko offline yang merasa lumayan kalah saing dengan artis-artis besar yang turut jual online juga di e commerce dan Tiktok.
Pedagang toko offline banyak yang berharap agar e commerce atau toko online dikurangi bahkan dihapus.
“Harapannya mungkin ada di pembatasan toko online lah,” kata Edri, pedagang Pasar Tanah Abang Jakarta.
“Karena mungkin kalau ngikutin teknologi, ngikutin yang ada enggak semua orang bisa,” lanjut Edri, pedagang Pasar Tanah Abang Jakarta.
“Dengan keterbatasan modal mungkin ada orang yang full modal,” ujar Edri, pedagang Pasar Tanah Abang Jakarta.
“Orang yang full modal bisa memonopoli semua produk ya kan?,” tutur Edri, pedagang Pasar Tanah Abang Jakarta.
“Kan bisa dilihat tiap platform,” ucap Edri, pedagang Pasar Tanah Abang Jakarta.
Edri, pedagang Pasar Tanah Abang Jakarta menganggap jualan offline dan online bahkan dimasa kini kurang memuaskan hasilnya bahkan dari online saja dinilai kurang bisa bersaing.
Hingga kini pemerintah belum terlihat bertindak cepat dan nyata terkait permasalahan sepinya toko offline ini.***
Artikel Terkait
Curahan hati pedagang Pasar Tanah Abang Jakarta: Semenjak ada Tiktok,penjualan kita terus anjlok alias menurun
Pedagang Pasar Tanah Abang Jakarta: Dulu bisa dapat Rp60 juta sehari, sekarang Rp1 juta kebawah bahkan Rp0
Pedagang Pasar Tanah Abang Jakarta sebut kian terpuruk, berharap ada perbaikan nasib kedepan kepada pemerintah
Pasar Tanah Abang Jakarta menurut pedagang: Turun drastis, pengunjung banyak yang jalan-jalan tidak beli
Pedagang Pasar Tanah Abang Jakarta: Dulu omzet Rp60 juta sampai Rp70 juta sehari, sekarang sering nggak laris
Harga Tiktok dinilai lebih murah dari Pasar Tanah Abang Jakarta, Pedagang: Dia enggak tahu kualitas barang
Pedagang Pasar Tanah Abang sebut sudah kalah dengan e commerce: Harga hancur-hancuran...!