JAKARTA INSIDER – Pasar Tanah Abang Jakarta dan beberapa toko offline lain di Indonesia mendapat banyak perhatian belakangan ini.
Banyak dari pedagang Pasar Tanah Abang Jakarta sebut lapak offline mereka sudah kalah dengan e commerce dan harga sudah terjun bebas.
Nurul, pedagang fashion wanita di Pasar Tanah Abang jelaskan soal penurunan omzet karena sudah kalah saing dengan e commerce dari sisi harga.
“Sepi pembeli itu (awal mula) pas Covid sih,” kata Nurul, pedagang Pasar Tanah Abang Jakarta, dikutip oleh JAKARTA INSIDER dari Youtube CNBC Indonesia pada hari Kamis tanggal (21/9/2023).
“Covid terus sampai masa sekarang makin lebih parah lagi,” lanjut Nurul, pedagang Pasar Tanah Abang Jakarta.
“Eeee apalagi sekarang ditambah dengan online (e commerce) ya,” ujar Nurul, pedagang Pasar Tanah Abang Jakarta.
“Segalanya hancur-hancuran bener,” tutur Nurul, pedagang Pasar Tanah Abang Jakarta.
“Apalagi kita yang dagang, yang punya toko di Pasar Tanah Abang Jakarta,” lanjutnya.
“Yang bayar sewa ya, apalagi kalah sekarang harganya sama online (e commerce),” ucap Nurul, pedagang Pasar Tanah Abang Jakarta.
Belakangan memang diberitakan terkait sepinya Pasar Tanah Abang di kota Jakarta tersebut.
E commerce disebut-sebut menjadi penyebab dari sepinya toko offline, salah satunya di Pasar Tanah Abang Jakarta dan kota lainnya.
Artikel Terkait
Pasca kunjungan Menteri Perdagangan ke Pasar Tanah Abang Jakarta, Pedagang: Online shop harus dihapus
Curahan hati pedagang Pasar Tanah Abang Jakarta: Semenjak ada Tiktok,penjualan kita terus anjlok alias menurun
Pedagang Pasar Tanah Abang Jakarta: Dulu bisa dapat Rp60 juta sehari, sekarang Rp1 juta kebawah bahkan Rp0
Pedagang Pasar Tanah Abang Jakarta sebut kian terpuruk, berharap ada perbaikan nasib kedepan kepada pemerintah
Pasar Tanah Abang Jakarta menurut pedagang: Turun drastis, pengunjung banyak yang jalan-jalan tidak beli
Pedagang Pasar Tanah Abang Jakarta: Dulu omzet Rp60 juta sampai Rp70 juta sehari, sekarang sering nggak laris
Harga Tiktok dinilai lebih murah dari Pasar Tanah Abang Jakarta, Pedagang: Dia enggak tahu kualitas barang